Cerita Agung BM, Legislator Muda yang Peduli Lansia

Perjumpaan perdananya dengan Ahmad Winarno pada awal 2018 lalu menjadi awal keterlibatan Agung dalam sebuah lembaga yang khusus melayani para lansia.

SEMARANG, Banggasemarang.id – Pernah mencatatkan sejarah sebagai Anggota Dewan termuda tahun 2004, saat menjadi Anggota Legislatif DPRD Kota Semarang selama 3 periode, nama Agung Budi Margono mulai dilirik publik saat beliau secara intens dan konsisten menjadi wakil rakyat selama 15 tahun dengan advokasi dan tingkat kepedulian yang tinggi kepada masyarakat , salah satunya kepeduliannya kepada para lanjut usia (lansia).

Perjumpaan perdananya dengan Ahmad Winarno pada awal 2018 lalu menjadi awal keterlibatan Agung dalam sebuah lembaga yang khusus melayani para lansia.

Agung menceritakan pengalamannya berkunjung ke Ponpes Lansia Darus Syifa, Jombang, yang dikelola keluarga Gus Ipul (mantan Wagub Jawa Timur). Agung pun mendorong Ahmad Winarno melakukan study komprehensif tentang dunia kelansiaan ke sejumlah pesantren lansia di Jawa Timur dan Jawa Tengah.

Hasilnya, Ahmad Winarno menemukan ada sejumlah “lobang” yang belum terisi. Pesantren lansia yang ada di Indonesia rata-rata hanya berupa majelis taklim, atau kursus-kursus singkat yang tak menjawab kebutuhan pokok lansia.

Belum ada sebuah pesantren lansia yang menyediakan layanan secara komprehensif, dari spiritual, psikologis, kesehatan hingga pemberdayaan sehingga para lansia tetap produktif di usia senjanya.

Pertengahan 2018  berdirilah Pesantren Kasepuhan Raden Rahmat, sebuah pesantren yang khusus melayani lansia. Selaku anggota dewan, Agung Budi Margono melalui kewenangannya memberikan perhatian terhadap lansia.

Sejak awal berdiri ia terus mendampingi perjalanan pesantren khusus lansia yang berlokasi di Desa Gedong Kecamatan Banyubiru Semarang itu. Dengan kurukulum Rojiro (Olah Rogo, Olah Jiwo, Olah Roso) Pesantren Kasepuhan Raden Rahmat pun memposisikan diri sebagai lembaga yang melayani para lansia secara, holistik, integratif dan komprehensif, agamis, medis dan psikologis. Harapannya, di ujung usia senjanya,  lansia tetap produktif, mandiri,  sehat, memiliki dan spiritual yang baik.

Saat ini Indonesia memiliki 36 juta lansia, 6 juta diantaranya berada di Provinsi Jawa Tengah,  12,6 jt Lansia Indonesia berada dalam status prasejahtera 3.500 diantaranya berada di kecamatan Banyubiru.

Saat ini Pesantren Kasepuhan Raden Rahmat membina 800 lansia yang tersebar di sejumlah Kecamatan di Kabupaten Semarang.

Pesantren lansia ini memberikan pembinaan yang holistik, komprehensif, integratif pelayanan kesehatan, pembinaan spiritual dan pendampingan sosial.

Hingga hari ini, Pesantren Lansia terus berkolaborasi dan berkoordinasi dengan elemen-elemen pemerintah dalam upaya untuk terus mendorong kepedulian masyarakat terhadap isu-isu kelansiaan yang kerap absen dalam isu-isu pembangunan nasional.

Program Lansia ini sedang dikembangkan menjadi; Lansia Institute, Sekolah Vokasi Care Giver, RELASI (Relawan Lansia Indonesia), Senior Living, Senior Memorial Park, Senior Clinic, dan Pusat Pemberdayaan Lansia.

Sebagai pribadi yang peduli terhadap masalah-masalah sosial, Agung yang saat ini menjabat sebagai Ketua Fraksi PKS DPRD Provinsi Jawa Tengah ini melihat pesantren lansia ini sebagai solusi yang brilian di tengah terus bertambahnya jumlah lansia di Indonesia, terutama lansia dhuafa yang sering luput dari perhatian.

Sebagai anggota dewan, Agung juga kerap memfasilitasi jaringan donasi, baik dengan pihak swasta maupun pemerintah. Karena keberadaan Pesantren Lansia juga berkontribusi dalam menyukseskan program Kementerian Sosial dan Kementerian Kesehatan terutama pada sektor kelansiaan.