Wingko Babad Cap Kereta Api, Jejak Kuliner Bersejarah di Kota Semarang

SEMARANG, Banggasemarang.id – Di tengah gemerlapnya Kota Semarang, terdapat sebuah toko oleh-oleh yang tidak hanya menawarkan kelezatan kuliner, tetapi juga menghadirkan nilai-nilai sejarah yang mengharukan. Wingko Babad Cap Kereta Api, sebuah warisan leluhur yang kini menjadi ikon kuliner di Kota Semarang, menawarkan lebih dari sekadar makanan lezat.

Dipandu oleh bangunan tua nan megah dengan arsitektur klasik Belanda di Jalan Cendrawasih No 14, toko ini memancarkan pesona masa lalu yang tak terlupakan. Lily Handayani, salah satu pegawai toko, dengan ramah menceritakan kisah di balik kelezatan Wingko Babad Cap Kereta Api ini.

“Wingko Babad Cap Kereta Api memiliki sejarah yang mengharukan. Didirikan pada tahun 1946 oleh Loe Lan Hwa dan The Ek Tjong, pasangan yang bersemangat dari Babad, Jawa Timur. Mereka membawa serta warisan kuliner keluarga ketika mengungsi ke Semarang pada masa Perang Dunia II,” ungkap Lily sambil tersenyum.

Awalnya, mereka berjualan di Stasiun Tawang tanpa merek yang jelas. Namun, semangat dan rasa ingin berbagi kelezatan membuat mereka memperkenalkan resep keluarga kepada masyarakat Semarang. Usaha mereka semakin berkembang pesat, dan generasi keempat kini mengelola dengan penuh dedikasi.

Perjalanan panjang Wingko Babad Cap Kereta Api tidak lepas dari sentuhan cinta dan perjuangan. “Saat mulai dikenal, kami memutuskan untuk memberikan merek yang mencerminkan perjalanan kami. Ide dan logo Cap Kereta Api terinspirasi dari gambar di sampul buku saran di gerbong kereta makan,” tambah Lily.

Kini, Wingko Babad Cap Kereta Api bukan hanya sekadar warisan kuliner, tetapi juga simbol kebersamaan dan keragaman cita rasa. Dengan lima varian rasa yang menggoda, seperti Yakin Nangka, coklat, pisang raja, dan durian, setiap gigitan adalah perjalanan sensorik yang tak terlupakan.

Tidak hanya itu, keberadaan Wingko Babad Cap Kereta Api juga menandai kisah persahabatan antara Babad dan Semarang. “Kisah persahabatan kami dengan Kota Semarang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas kami. Kami berharap setiap gigitan Wingko Babad Cap Kereta Api dapat mengingatkan akan nilai-nilai persahabatan dan kebersamaan,” ujar Henny Majasari Sinata, cucu dari pendiri Wingko Babad Cap Kereta Api.

Seiring berjalannya waktu, Wingko Babad Cap Kereta Api tetap setia pada resep keluarga tanpa menggunakan bahan pengawet, menjaga keaslian rasa yang telah diwariskan dari generasi ke generasi.

Ketika berbicara tentang kelezatan kuliner, Wingko Babad Cap Kereta Api tidak hanya sekadar makanan, tetapi juga sebuah pengalaman yang membangkitkan kenangan akan masa lalu dan harapan untuk masa depan yang lebih manis.