Mahasiswa UNNES Berhasil Produksi Sedotan yang Dapat Dimakan Berbahan Dasar Kulit Buah Naga

Mahasiswa Universitas Negeri Semarang (UNNES), berhasil menggagas ide dengan berwirausaha melalui produk Yummy edible straw

SEMARANG, BANGGASemarang.id – Mahasiswa Universitas Negeri Semarang (UNNES), berhasil menggagas ide dengan berwirausaha melalui produk Yummy edible straw, sedotan dapat dimakan berbahan dasar kulit buah naga sebagai upaya kontribusi untuk mengatasi permasalahan sampah plastik saat pandemi Covid-19.

Mahasiswa UNNES melalui Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) bidang kewirausahaan itu, beranggotakan Melissa Salma Darmawan (FMIPA), Fitri Daeni (FMIPA), dan Tessa Surya Kurniawan (FE).

Tim yang dibimbing Dosen Pendidikan IPA UNNES, Prasetyo Listiaji S.Pd., M.Sc. itu, lolos pendanaan PKM Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi bidang kewirausahaan dengan judul “Inovasi edible straw berbahan dasar limbah kulit buah naga untuk mengatasi limbah sedotan plastik”.

Ketua Tim PKM, Melissa mengatakan, “edible straw dengan merek “Yummy edible straw” merupakan sebuah solusi dari permasalahan yang ada saat ini”.

Mahasiswa Universitas Negeri Semarang (UNNES), berhasil menggagas ide dengan berwirausaha melalui produk Yummy edible straw

“Sedotan dapat dimakan atau biasa dikenal dengan sebutan edible straw masih jarang terdengar oleh masyarakat. Sedotan ini terbuat dari bahan-bahan yang foodgrade sehingga dapat dikonsumsi dengan aman oleh masyarakat” tambahnya.

Ide pembuatan edible straw itu, berawal dari permasalahan yang muncul di masyarakat. Indonesia tercatat sebagai negara penyumbang sampah plastik di laut terbesar kedua di dunia. Total volume sampah kantong plastik di Indonesia tercatat mencapai 64 juta ton per tahun di mana 3,2 juta ton per tahun masuk ke laut.

Terlebih saat pandemi Covid-19, salah satu dampak terburuk terhadap lingkungan adalah meningkatnya penggunaan plastik sekali pakai dari peralatan medis, seperti sarung tangan, masker hingga kemasan plastik lainnya.

Masyarakat juga semakin banyak memilih makanan yang dikemas, bahkan kafe yang tetap buka tidak lagi menggunakan cangkir yang dapat digunakan kembali melainkan gelas plastik sebagai upaya menghentikan penyebaran virus Covid-19. Hal ini akan memperburuk masalah lingkungan terkait sampah plastik di Indonesia.

“Disisi lain, kulit buah naga masih jarang dimanfaatkan masyarakat, padahal kaya akan manfaat seperti antioksidan dan vitamin C,” Jelasnya.

Untuk itu, Melissa dan tim merasa perlu memberikan kontribusi untuk mengatasi permasalahan sedotan plastik.

Salah satunya memberikan edukasi kepada masyarakat tentang bahaya sampah plastik dengan berwirausaha melalui PKM-K, Yummy edible straw. Yummy edible straw dapat dipesan dengan harga Rp40.000,- per pouch (isi 25 pcs) melalui media e-commerce seperti Tokopedia, Shopee, instagram, facebook, twitter, maupun Whatsapp dengan link https://linktr.ee/YummyEdibleStraw.

Melissa dan tim yakin bahwa usaha ini akan mencapai BEP dan mengalami profit hingga bulan Agustus nanti.

Kegiatan ini sedang berlangsung dan dilaksanakan dengan beberapa tahapan yaitu persiapan, produksi, penjualan dan evaluasi. Proses penjualan pada PKM-K berlangsung selama 4 bulan sampai bulan Agustus nanti.

Setelah itu tim akan mempersiapkan untuk Penilaian Kemajuan Pelaksanaan PKM (PKP2) dari Kemdikbud. Seluruh tim dan pembimbing berharap dapat melanjutkan langkah untuk lolos PIMNAS tahun ini.

“Besar harapan kami dengan PKM ini bisa mengedukasi masyarakat, mengatasi permasalahan sampah plastik, dan meningkatkan keterampilan berwirausaha. Kami juga berharap bisa lolos sampai Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS),” tandasnya.