Maganol, Toko Layang-Layang Legendaris di Jantung Kota Semarang

SEMARANG, Banggasemarang.id – Di Jalan MT. Haryono, Kota Semarang, ada satu toko yang mencuri perhatian. Meskipun ukurannya tak terlalu besar, toko ini menjadi pusat perhatian para pembeli dewasa dan anak-anak yang ramai memadati tempat ini.

Para pembeli terlihat membawa keluar layang-layang dan gulungan benang berwarna-warni dari toko tersebut. Begitu masuk, kita disambut oleh pemandangan ratusan layang-layang dengan berbagai bentuk yang digantung dan ditumpuk di dalam toko. Empat perempuan dengan penuh semangat menjaga toko yang seolah menjadi gudang layang-layang ini.

Toko yang menjadi pusat perhatian ini adalah Maganol, sebuah nama yang sudah dikenal oleh warga Semarang dan sekitarnya. Maganol bisa dianggap sebagai toko layang-layang paling lengkap, telah berdiri puluhan tahun dan tetap eksis hingga sekarang.

Generasi kedua, Mulyono Santoso, kini mengelola toko yang memiliki sejarah erat dengan peristiwa pertumpahan darah 1965. Orangtua Mulyono, yang dulunya menjadi pengajar Bahasa Indonesia di sebuah sekolah Mandarin, terpaksa banting setir menjadi wirausaha setelah peristiwa G30S PKI.

Sejak tahun 1970, Maganol telah menjual benang layang-layang produksi sendiri dan terus berkembang hingga menjual layang-layang dan pernak-perniknya. Meskipun zaman telah berubah, toko ini tetap eksis dan terus diminati pembeli setiap harinya.

Fanny, generasi kedua yang mengelola Maganol, menceritakan bahwa setiap hari toko ini berhasil menjual 10 ribu layang-layang dan ribuan gulungan benang. Bahkan, saat musim layang-layang seperti musim panas atau bulan puasa, penjualan bisa meningkat lebih banyak lagi.

Meski kita hidup di era teknologi, layang-layang masih memiliki daya tarik tersendiri. Berbagai jenis layang-layang di toko Maganol dijual dengan harga mulai dari Rp400 hingga ratusan ribu rupiah, tergantung pada jenis dan dekorasinya. Salah satu ikon toko ini adalah layang-layang dengan angka 530 yang disematkan pada kertas berwarna merah, biru tua, dan putih.

Benang senar gelas layang-layang, yang telah terkenal sejak tahun 70-an, menjadi daya tarik tersendiri bagi pembeli. Pembeli setia bahkan mengaku bahwa benang ini membuat layang-layang mereka awet dan selalu menang dalam pertandingan.

Toko Maganol tetap menjadi destinasi utama bagi pecinta layang-layang di Kota Semarang. Suasana di dalam toko ini bukan hanya sekadar tempat belanja, tetapi juga membawa nostalgia kepada banyak orang tentang permainan tradisional layang-layang. Maganol, dengan sejarah dan kualitasnya, memang pantas dijuluki sebagai toko layang-layang legendaris di kota ini.