Budaya  

Pesona Batik Kampung Malon, Batik yang Menceritakan Kecantikan Alam dalam Karya Seni

SEMARANG, Banggasemarang.id – Berlokasi di Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang, Jawa Tengah, Kampung Malon memiliki daya tarik unik sebagai daerah yang terletak di Semarang atas, yang merupakan bagian lereng pegunungan. Keindahan alamnya telah menginspirasi warga setempat untuk menciptakan kerajinan batik dengan motif-motif yang mencerminkan keanekaragaman hayati Kampung Malon.

Pak Heno, seorang pendatang yang memiliki keahlian seni batik, mempunyai peran penting dalam mewujudkan ide ini. Selain memiliki usaha batik rumahan, Pak Heno juga berbagi pengetahuannya dengan warga setempat. Ia membentuk kelompok-kelompok dan membuat sanggar batik di Kampung Malon.

Rumah Pak Heno, tempat tinggalnya, juga berfungsi sebagai lokasi workshop batik. Keterlibatan Pak Heno dan istrinya, yang telah lama berkecimpung dalam dunia batik, menjadi katalisator bagi terbentuknya sanggar-sanggar batik di kampung ini. Keberadaan mereka sejalan dengan program Pemkot yang bertujuan untuk menghidupkan kembali seni batik.

Sanggar-sanggar ini kemudian mengadakan berbagai pelatihan, dengan fokus utama pada pengembangan motif-motif baru yang bersumber dari alam sekitar Kampung Malon. Mulai dari motif daun asem, bunga kopi, kupu-kupu, bunga durian, hingga kumbang, semua diolah menjadi inspirasi untuk menciptakan batik yang unik.

Awalnya, sanggar-sanggar batik di Kampung Malon mengadopsi motif standar dari kota-kota batik terkenal seperti Solo dan Jogja. Namun, kemudian mereka belajar untuk menciptakan motif-motif baru yang menggambarkan keindahan alam sekitar mereka. Hal ini memberikan sentuhan khas pada batik yang dihasilkan, membuatnya berbeda dan mencerminkan identitas Kampung Malon.

Tidak hanya sebatas pada pengembangan motif, para warga juga menggagas pembuatan pewarna sendiri yang berasal dari bahan alami. Hal ini tidak hanya menjaga lingkungan dari dampak limbah batik yang merusak, tetapi juga memberikan nuansa warna pada kain batik yang terasa lebih lembut dan klasik.

Meskipun warna hasil pewarnaan dari bahan alami dan tidak secerah pewarna sintetis, namun memiliki keunikan dan daya tarik tersendiri. Pasar pun memberikan respon positif terhadap batik Kampung Malon yang menggunakan bahan alami ini.

Dengan tekad untuk terus mengembangkan seni batik, warga Kampung Malon yang terlibat dalam sanggar-sanggar batik kini mampu menghasilkan karya-karya mulai dari desain motif, menggambar, menuliskan cairan malam ke kain, proses malam cap ke kain, pencelupan, hingga pewarnaan. Karya-karya ini kini dipasarkan melalui berbagai instansi yang menggelar pameran dan acara khusus.