Budaya  

Kampung Bustaman, Kampung Jagal Semarang yang Pernah Berjaya

SEMARANG – Banggasemarang.id – Kampung Bustaman merupakan salah satu kampung di Semarang yang sarat akan sejarah. Kampung ini sudah ada sejak zaman kolonial.

Pada mulanya, Kampung Bustaman sebenarnya merupakan pemberian Belanda kepada Kyai Kertoboso Bustaman karena berhasil mendamaikan Tionghoa dan Belanda pasca keributan di Pecinan pada abad ke-18.

Atas jasanya, Kyai Bustaman diberi sebidang tanah yang kini dinamakan Kampung Bustaman.

Kyai Bustaman pada saat itu juga dikenal sebagai seorang penerjemah bahasa Belanda. Hal inilah yang menyebabkan ia begitu digandrungi oleh pemerintah kolonial Belanda saat itu.

Selain Kyai Bustam, desa ini juga mempunyai peninggalan lain yaitu tradisi perdagangan kambing. Tradisi ini berkembang selama beberapa dekade. Bahkan, reputasi Bustaman sebagai tempat penyembelihan dan perdagangan kambing menyebabkan warung-warung gulai di seluruh kota Semarang menggunakan nama kampung ini untuk berjualan, padahal yang berjualan bukan orang Bustaman.

Kampung Jagal

Kampung Bustaman dikenal juga dengan sebutan Kampung Jagal. Dinamakan demikian karena banyak warga yang berprofesi sebagai penjagal kambing.

Pada era tahun 70 hingga 80-an, warga kampung Bustaman terkenal dengan kejayaan jagalanya. Bahkan, setiap harinya warga kampung tersebut bisa memotong hingga ratusan ekor kambing.

Namun, wajah Kampung Jagal berangsur redup. Hal itu sebabkan generasi penerus penjagal hewan yang lebih banyak memilih profesi lain.

Padahal puluhan tahun yang lalu, Kampung Bustaman selalu ramai. Mulai dari datangnya kambing hidup, disembelih, dibersihkan, dipotong menjadi bagian kecil-kecil, hingga diambil oleh pedagang gulai dan tengkleng.