Wawali Mbak Ita Hadiri Peletakan Batu Pertama Pembangunan Ponpes Sahabat Mata I Mijen

Wawali Kota Semarang Mbak Ita menghadiri peletakan batu pertama pembangunan Ponpes Sahabat Mata I Mijen Semarang. (Foto: Inayatul Husna)

SEMARANG – Yayasan Sahabat Mata Semarang memulai pembangunan Pondok Pesantren Sahabat Mata I di Kelurahan Kedungpane, Kecamatan Mijen Kota Semarang pada Sabtu (15/1/2022).

Pembangunan Ponpes tersebut juga dihadiri oleh Wakil Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryati Rahayu atau yang akrab disapa Mbak Ita.

Dalam kesempatan itu, Mbak Ita meletakkan batu pertama pembangunan Ponpes Sahabat Mata I tersebut.

Dalam paparannya, Mbak Ita mengharapkan pembangunan Ponpes khusus disabilitas itu bisa diberikan kelancaran dan keberkahan.

Sementara, Ketua panitia pelaksana pembangunan ponpes, Nien dalam sambutannya mengatakan saat ini sudah terkumpul Rp106 juta untuk pembangunan Pondok Pesantren tersebut.

“Meskipun saat ini kita belum mempublikaiskan penggalangan donasi Rp 106 juta untuk awal pembangunan pondok pesantren sahabat mata I ini,”kata Nien.

Lebih lanjut, Nien mengungkapkan dirinya berharap salam satu tahun pembangunan Ponpes khusus disabilitas ini bisa selesai dan bisa beroperasi.

“Insyaallah dalam satu tahun tahap pembangunannya selesai, kami ucapkan terimakasih kepada bapak Pribadi Dian Nurcahyo, Kedungpane Jatibarang ini dan semua pihak yang membantu proses pembangunan Ponpes ini,”ujar perempuan yang juga Sekretaris Majelis Pengajian Difabel ini.

Sementara, Ketua Yayasan Sahabat Mata, Basuki dalam keterangannya mengatakan Yayasan Sahabat Mata ini mulai berdiri tahun 2008. Dia mengatakan komunitas tuna netra melalui Yayasan tersebut berfikir bagaimana tuna netra walau dalam kondisi kekurangan bisa bermanfaat orang lain.

“Sesuai hadits khairunnas anfauhum linnas, sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat untuk orang lain. Alhamdulillah kegiatan pertama cukup spektakuler, ada pementasan teater, semua pemain tuna netra, alhamdulillah waktu itu menggalang dana membeli kacamata,”jelasnya.

Hingga hari ini, kata Basuki, sudah lebih dari 2000 yang dibagikan gratis. Kacamatan tersebut, kata Basuki, disoundingkan dengan quran braile, hingga akhirnya sampai saat ini terus berkembang dan mendirikan Ponpes tersebut.