Gulai Kambing Bustaman, Citra Kuliner yang Membuat Semarang Terkenal

SEMARANG, Banggasemarang.id – Ketika membicarakan tentang Gulai Kambing Kota Semarang, tak bisa tidak, Gulai Kambing Bustaman adalah nama yang muncul begitu saja dalam ingatan kita. Kelezatan Gulai Kambing Bustaman telah menjadikannya sebagai salah satu ikon kuliner yang tak terlupakan di kota ini. Bahkan, bagi pecinta kuliner dari luar kota, meluangkan waktu untuk menikmati hidangan khas Semarang ini adalah hal yang wajar.

Kisah di balik Gulai Kambing Bustaman melibatkan sejarah panjang kota Semarang. Berawal dari sebuah desa kuno di sekitar Jalan MT Haryono, ada seorang tokoh desa yang dikenal dengan sebutan Uwak Bustam. Ia memainkan peran penting dalam membangun pusat perdagangan di daerah tersebut. Desa ini juga memiliki tradisi menyembelih kambing sekitar tahun 1930-an, yang kemudian memberi nama pada kampung ini, Kampung Bustaman.

Apa yang membuat Gulai Bustaman begitu istimewa adalah resep uniknya. Meskipun menggunakan kelapa, Gulai Kambing Bustaman tidak menggunakan santan seperti halnya gulai pada umumnya. Sebaliknya, kelapa diparut dan digoreng hingga garing, bukan diubah menjadi santan. Kelapa yang sudah digoreng kemudian dihaluskan dan dicampur dengan bumbu-bumbu khas untuk memberi cita rasa pada kuahnya. Di dalamnya juga terdapat campuran cengkeh dan kayu manis yang memberikan sentuhan khusus pada hidangan ini.

Salah satu pedagang Gulai Bustaman yang terkenal adalah Sabar, yang warungnya telah berdiri di belakang Gereja Blenduk sejak tahun 1969. Usaha ini dimulai oleh ayah Warso, yang awalnya menjual gulai ini dengan cara berkeliling. Sabar kemudian menetap di belakang Gereja Blenduk dan menjadi salah satu ikon kuliner di Semarang.

Dalam proses memasaknya, daging kambing yang digunakan biasanya berasal dari bagian kepala, kaki, dan organ dalamnya. Namun, yang paling istimewa dan sering dicari oleh para pelanggan adalah otaknya yang lezat.

Saat ini, Gulai Kambing Bustaman mampu menjual rata-rata 160 hingga 200 porsi setiap harinya. Dengan harga Rp 12.000 per porsi, Anda bisa menikmatinya dengan nasi, cabai rawit tumbuk, dan bawang merah cincang. Jam makan siang, mulai pukul 11.00 hingga 14.00, menjadi saat tersibuk di warung ini. Bahkan, tidak jarang stok gulainya habis selama jam-jam ini. Gulai Kambing Bustaman buka dari pukul 08.00 hingga 16.00 WIB, sehingga Anda bisa menikmatinya sepanjang hari.

Gulai Kambing Bustaman bukan hanya sekadar hidangan lezat, melainkan juga bagian dari warisan kuliner yang membanggakan Semarang. Jadi, jika Anda berada di kota ini, jangan lewatkan kesempatan untuk merasakan cita rasa yang telah menggoda lidah para pecinta kuliner selama bertahun-tahun di Gulai Kambing Bustaman. Selamat menikmati!