Komisi D DPRD Kota Semarang Beri Sejumlah Catatan Terkait PTM

Ilustrasi pembelajaran tatap muka

SEMARANG – Sebanyak 442 sekolah di Kota Semarang, Jawa Tengah, menggelar pembelajaran tatap muka atau PTM mulai Senin (30/8/2021) lalu.

Adapun rincian sekolah yang telah menggelar pembelajaran tatap muka di Kota Semarang terdiri dari 325 SD dan 44 SMP. Sementara untuk sekolah swasta terdiri atas 51 SD dan 22 SMP. Tak hanya itu, ada juga 40 taman kanak-kanak swasta dan negeri yang sudah mulai pembelajaran tatap muka.

Terkait pelaksanaan PTM tersebut, anggota Komisi D Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Semarang Sifin Almufti memberikan sejumlah catatan.

Menurut Sifin, dengan turunnya level di Semarang menjadi level 2, sudah sepantasnya Semarang mengadakan PTM.

“Terlebih di bulan April-Mei Disdik sudah pernah mengadakan uji coba dengan hasil yang bagus. Bagus dalam arti, prokesnya terjaga dan tidak menimbulkan cluster baru,”katanya dalam keterangannya, Rabu (1/9/2021) di Kota Semarang.

Menurut Sifin, saat PTM, prokes tetap wajib dilakukan dan aturan maksimum siswa 50% dari kapasitas juga harus dipenuhi, mengingat saat ini adalah masa transisi.

Selain itu, Sifin juga berharap Pemerintah Kota (Pemkot) segera menuntaskan vaksinasi untuk siswa.

“Saya berharap pemerintah kota Semarang segera menuntaskan vaksin untuk siswa, karena ini membangun mental optimisme termasuk buat orang tua yang masih ragu-ragu mengizinkan anaknya masuk sekolah,”jelas politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini.

Di sisi lain, Sifin mengatakan jika terpaksa masih ada anak yang belum bisa masuk, sekolah harus tetap melayani mereka dengan sistem blended learning.

“Blended learning, yaitu proses belajar mengajar dengan menggabungkan PTM dan virtual. Sehingga semua siswa tetap terlayani hak belajarnya,”tandasnya.

Selain itu, yang butuh dikondisikan orang tua dan sekolah adalah, selesai pembelajaran di sekolah, siswa langsung pulang.

“Tidak bermain dan jalan- jalan di berbagai fasilitas umum, misal mall, game online, Hal ini untuk berusaha mencegah penularan dari tempat-tempat yang prokesnya tidak terjaga secara ketat,”ujarnya.

Kepada orang tua, Sifin mengimbau agar jangan menjadikan PTM ini menjadi euforia kegembiraan yang akhirnya pengawasan terhadap putra putrinya melemah.

Sementara, kepada Dinas Pendidikan, Sifin menyampaikan agar Disdik memastikan proses blended learning benar-benar bisa berjalan dengan baik.

“Tidak sekedar PTM yang jadi konsentrasi, kami berharap semoga Semarang ke depannya semakin baik kondisinya, dan kita bisa beraktifitas normal kembali seperti sedia kala,”pungkasnya.