Viral  

Patung Pasar Kambing Semarang, Jejak Sejarah yang Terlupakan

SEMARANG, Banggasemarang.id – Siapa yang tak kenal dengan Pasar Kambing di Kota Semarang, Jawa Tengah? Namun, tahukah Anda bahwa nama tersebut sebenarnya bukanlah sebuah pasar kambing sesungguhnya? Di balik namanya yang mengundang tawa, tersembunyi jejak sejarah yang kini hampir terlupakan.

Terletak di pertigaan antara Jalan MT Haryono, Jalan Tentara Pelajar, dan Jalan Dokter Wahidin, Pasar Kambing dulu merupakan pusat perdagangan kambing terbesar di Jawa Tengah. Namun, tidak seperti bayangan kita tentang pasar yang ramai dengan hewan ternak, Pasar Kambing saat ini justru tidak memiliki jejak pasar dan hamparan rumput untuk kambing.

Yang membuat wilayah ini ‘layak’ disebut sebagai Pasar Kambing adalah sebuah patung kambing setinggi 50 cm. Meski ukurannya kecil dan kondisinya sudah agak usang, patung tersebut menjadi satu-satunya penanda akan sejarah gemilang tempat ini sebagai pusat perdagangan kambing.

Menurut Kabar yang beredar, pasar ini mulai beroperasi sekitar tahun 1970-an. Saat itu, di tengah lahan kosong di pinggir jalan inilah berbagai macam kambing diperdagangkan. Bahkan, menjelang Hari Raya Iduladha, pedagang dari berbagai daerah seperti Semarang, Grobogan, Kudus, Magelang, hingga Ambarawa memadati wilayah ini untuk menjual hewan ternaknya. Pasar Kambing begitu ramai, sampai deretan pedagangnya bisa dilihat dari wilayah yang kini menjadi Java Mall hingga ke Pasar Mrican.

Namun, kejayaan Pasar Kambing mulai meredup sejak tahun 1995. Tempat perdagangan kambing-kambing tersebut mulai berubah menjadi bangunan ruko. Aturan dari Pemerintah Kota Semarang yang melarang warga berjualan kambing di pinggir jalan juga menjadi pukulan telak bagi pedagang di sana. Tanpa adanya lahan pengganti, pasar tersebut akhirnya menghilang dari peredaran.

Rukardi Achmadi, seorang pemerhati sejarah Kota Semarang, menyebutkan bahwa salah satu faktor penyebab meredupnya Pasar Kambing adalah karena pasar tersebut muncul secara alamiah, bukan karena dibuat oleh pemerintah. Ketika lahan kosong beralih fungsi menjadi bangunan, pasar pun secara perlahan lenyap.

Dalam harapan untuk menghidupkan kembali jejak sejarah tersebut, masyarakat berharap agar patung kambing yang menjadi ikon Pasar Kambing didirikan kembali. Hal ini diharapkan dapat menjadi perhatian bagi generasi muda untuk mengenal lebih jauh nilai historis kawasan ini sebagai pusat perdagangan kambing terbesar di Jawa Tengah. Semoga saja, jejak sejarah ini tidak hilang begitu saja di tengah perubahan zaman yang terus berlangsung.