Wisata  

Menelusuri Jejak Makam Mbah Depok, Sentuhan Timur Tengah di Semarang

SEMARANG, Banggasemarang.id – Semarang, kota yang kaya akan pusat perbelanjaan dan keindahan alam, juga menyimpan daya tarik spiritual. Para peziarah tidak hanya datang untuk berbelanja atau menikmati keindahan alam, tetapi juga untuk berziarah ke makam para wali. Di antara tokoh-tokoh besar yang diabadikan di Kota Semarang, Mbah Depok menonjol sebagai salah satu figur yang memiliki peran besar dalam penyebaran Islam dan perlawanan terhadap penjajahan.

Mbah Depok, yang sebenarnya bernama Habib Thoha bin Muhammad bin Yahya, adalah seorang ulama yang berkontribusi besar dalam penyebaran Islam di Semarang. Selain itu, ia juga aktif dalam melawan penjajahan Belanda dan Portugis bersama pasukan Kerajaan Mataram. Meskipun wafat sejak tahun 1799, namanya tetap dikenang dan diabadikan sebagai nama jalan di Kelurahan Kembangsari, Kecamatan Semarang Tengah.

Makam Mbah Depok, yang terletak di tengah kota dan dikelilingi pusat pertokoan, selalu ramai dikunjungi oleh peziarah setiap harinya. Lokasinya yang mudah dicari, tidak jauh dari kantor Pegadaian Depok, Semarang, membuatnya menjadi tujuan spiritual yang populer di kalangan masyarakat.

Kecantikan dalam Estetika Timur Tengah

Setelah melalui renovasi pada tahun 2017, Makam Mbah Depok mengalami pembaruan pada pertengahan tahun 2022. Permakaman tersebut kini semakin memukau dengan desain yang kental dengan nuansa Timur Tengah, sesuai dengan permintaan cucu Mbah Depok, yaitu Habib Muhammad Lutfi bin Ali bin Yahya.

“Habib Lutfi sengaja menanam pohon kurma di halaman makam Mbah Depok untuk menambahkan sentuhan Timur Tengah di tempat istirahat terakhir kakeknya,” ungkap penjaga makam M Zainul Al-Kamil.

Menurut Zainul, sebelum pembaruan, para peziarah harus berjalan kaki melalui gang-gang kecil karena makam tersebut tertutup oleh ruko-ruko pertokoan. Namun, setelah proses pembaruan, Makam Mbah Depok kini menjadi lebih mudah diakses.

Keistimewaan Sumur Keramat

Selain menikmati arsitektur yang kental dengan cita rasa Timur Tengah, pengunjung juga sering datang ke Makam Mbah Depok untuk mengunjungi sumur tua di bagian belakang kompleks makam. Zainul mengatakan bahwa warga sekitar meyakini air sumur berdiameter 1,5 meter dengan kedalaman 5 meter itu memiliki khasiat khusus.

“Sumur ini merupakan satu-satunya peninggalan Mbah Depok. Meskipun beliau telah tiada sejak lama, beliau masih memberikan barokah untuk warga sini melalui sumur yang tidak pernah kering,” ungkap Zainul.

“Namun, ini sesuai dengan kepercayaan masing-masing. Sebab, katanya, air sumur ini dapat menjadi media penyembuhan penyakit dan menjaga kesehatan tubuh,” tambahnya.

Bagi Zainul, Mbah Depok layak dijadikan panutan. Semasa hidupnya, Mbah Depok gigih dalam menyebarkan agama Islam dan menjaga kedaulatan Nusantara dari penjajahan.

“Mbah Depok menguasai kitab salafiyah sampai hafal banyak hadis. Beliau juga termasuk menantunya Hamengkubuwana Pertama,” tukasnya.

Dengan daya tarik spiritual dan keunikan budaya yang dimilikinya, tak heran jika makam Mbah Depok selalu ramai dikunjungi tidak hanya oleh warga Semarang, tetapi juga dari kota-kota lain seperti Cirebon, Majalengka, Bekasi, dan bahkan luar Jawa. Bagaimana dengan Anda? Sudahkah Anda melakukan perjalanan spiritual ke makam Mbah Depok?