Lakukan Banyak Terobosan, Kepsek SMA 5 Semarang Raih Juara II

Dunia pendidikan salah satu yang mengalami banyak perubahan sejak masa pandemi covid-19. Kegiatan pembelajaran yang sebelumnya dilakukan di sekolah, dipaksa untuk diselenggarakan secara virtual. Dengan segala lika-liku tantangannya, tidak sedikit sekolah yang ternyata mampu melakukan inovasi dan terobosan terhadap sistem pembelaran model baru tersebut.

Salah satunya SMA 5 Semarang yang melakukan sejumlah strategi untuk mengatasi model pembelajaran di era pandemi. Sistem Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) yang tidak membuat produktifitas sekolah tersebut menurun. Bahkan sejumlah prestasi berhasil diraih oleh SMA 5 Semarang.

Dr. Siswanto., M.Pd selaku Kepala Sekolah SMA 5 Semarang telah melakukan kiat-kiat khusus. Yaitu dengan melakukan kolaborasi terhadap 4 komponen, Sekolah (Kepsek dan Guru), Komite Sekolah, Siswa dan Orang Tua Murid. Strategi tersebut akhirnya mampu menghasilkan sejumlah capaian pada masa pandemi ini.

Diantaranya, SMA 5 Semarang berhasil meraih medali emas kompetisi penelitian siswa Indonesia (Aisyah Afnan), medali perunggu di bidang Bahasa Inggris (1 siswa) dan Ekonomi (2 siswa). Selain itu berhasil mewakili Jawa Tengah ke tingkat nasional dalam pemeilihan duta Genre (Generasi keluarga Berencana). 

Bukan hanya itu, atas sejumlah raihan prestasi tersebut, Dr. Siswanto, M.Pd berhasil meraih penghargaan yaitu Juara 2 tingkat nasional sebagai Kepala Sekolah Berdedikasi, Inovatif dan Inspiratif.

Siswanto mengungkapkan bahwa pihaknya cukup prihatin dengan kondisi pembelajaran di masa pandemi ini. Namun demikian, kepala sekolah yang dikenal disiplin tersebut menekankan jajarannya agar tetap semangat untuk mampu mearih prestasi di bidang pendidikan.

“Selama pandemi ini saya menerapkan perlunya membangun kolaborasi yang baik dengan tetap semangat sehingga mampu menghasilkan prestasi” jelas Siswanto.

“Kolabosari yang kita bangun adalah kolaborasi yang baik antara pihak sekolah, dimana ada kepala sekolah dan guru dengan pihak komite sekolah, siswa serta orang tua. Empat komponen ini harus saling mendukung” imbuhnya.

Menurutnya adanya perubahan sistem pembelajaran dari tatap muka beralih ke virtual ini memang menjadi masalah bagi guru, siswa maupun orang tua. Sehingga guru dituntut untuk dapat memahami metode Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) atau daring.

Sebelum masa pandemi, SMA 5 Semarang sebenarnya sudah melakukan model pembelajaran virtual dengan menggunakan aplikasi E-Learning. Kemudian model tersebut dikembangkan lagi sejak masa pandemi ini.

“Beruntung sebelum pandemi sekolah telah membuat aplikasi pembelajaran E-Learning yang kemudian saat pandemi kita kembangkan dan sempurnakan. Sehingga media tersebut sangat membantu kami dalam melakukan koordanasi dan kolaborasi” terang Siswanto.

Dr. Siswanto, M.Pd menambahkan bahwa dengan adanya kolaborasi dan sistem E-learning yang telah dibangun, pihaknya optimis untuk mampu menyambut era adaptasi baru dan tetap berprestasi meski masa pandemi.