JAKARTA, Banggasemarang.id — PT Pertamina (Persero) mengungkapkan telah berencana untuk menghapus BBM Pertalite bersubsidi mulai tahun depan.
Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati, saat rapat dengar pendapat dengan Komisi VII DPR bidang energi pada Rabu (30/8/2023) lalu membicarakan terkait rencana penghapusan Pertalite dan Pertamax.
Nicke menjelaskan, rencana penghapusan itu merupakan bagian dari program Langit Biru untuk menurunkan emisi gas rumah kaca yang ditandai pengenalan Pertalite pada 2015 silam.
Pada program Langit Biru Tahap 1, Pertamina telah menaikkan produk BBM subsidi dari BBM RON 88 Premium menjadi RON 90 Pertalite.
Nicke mengatakan saat itu Pertalite dicanangkan menggantikan Bensin Premium sebagai BBM Bersubsidi-dan berlaku sampai sekarang.
Pergantian produk ini juga mengubah penggunaan BBM bersubsidi secara nasional dari RON 88 menjadi RON 90.
“Jadi di 2024, kita akan lanjutkan sesuai rencana program Langit Biru Tahap 2, di mana BBM bersubsidi kita naikkan dari RON 90 ke RON 92 (Pertamax), karena KLHK menyatakan oktan number yang boleh dijual di Indonesia minimum 91,” kata Nicke dalam rapat tersebut.
Dengan kata lain, pada 2024 mendatang BBM bersubsidi yang dijual di SPBU setara dengan kualitas Pertamax saat ini, yaitu RON 92.
Adapun Pertamax Green 92 itu dibuat dengan pencampuran antara BB RON Pertalite etanol tujuh persen atau E7.
“Jadi, mohon dukungannya, kami akan keluarkan lagi yang kita sebut sebagai Pertamax Green 92. Sebetulnya ini Pertalite kita campur dengan etanol sehingga naik oktannya,” kata dia.
Terkait harga Pertamax Green 92, Nicke belum menjelaskan lebih lanjut. Namun, berkaca dari produk Pertamax Green 95 yang baru diluncurkan, harga yang ditetapkan cukup kompetitif dan termurah dibandingkan RON 95 dari SPBU lain.
“Kompetitor jual RON 95 juga, tapi RON 95 kami green, tentu ini posisi yang baik dan sangat kompetitif,”tambah Nicke.
Nicke mengungkapkan Pertamax Green 92 merupakan campuran bensin dengan RON 90 (kualitas Pertalite saat ini) dengan 7% etanol.
Etanol atau disebut sebagai alkohol absolut berfungsi untuk meningkatkan oktan pada bahan bakar. Adapun, bahan baku etanol bisa berasal dari makanan kaya karbohidrat seperti tebu, singkong, jagung, dan ubi jalar.
Campuran BBM dengan etanol ini adalah hal baru, karena sebelumnya Pertalite (RON 90) merupakan campuran 50% bensin premium (RON 88) dan 50% Pertamax (RON92).
“Jadi ini sudah sangat pas, dari sisi aspek lingkungan bisa menurunkan karbon emisi, kedua, mandatory bioetanol ini bisa kita penuhi. Ketiga, kita menurunkan impor gasoline,”ujar Nicke.
Dengan demikian, selain produk solar, Nicke menuturkan, pada 2024 Pertamina hanya akan memiliki tiga produk gasoline atau bensin. Yakni Pertamax Green 92, Pertamax Green 95 yang juga baru diluncurkan serta Pertamax Turbo dengan RON 98.
Dalam responsnya Komisi VII DPR sepakat mendukung Pertamina.
“Komisi VII DPR RI mendukung usulan Dirut PT Pertamina (Persero) agar dilakukan evaluasi terkait pembebasan cukai untuk bioetanol fuel grade skala nasional untuk mendukung implementasi biogasoline dalam rangka mengurangi emisi karbondioksida (CO2) di Indonesia,” tulis salah satu keputusan rapat DPR Komisi VII.