SEMARANG, Banggasemarang.id – Semarang, sebuah kota yang berjarak sekisar dari pesisir Laut Jawa, dikenal luas dengan kelezatan olahan ikan. Di sini, kuliner khas berupa Bandeng Presto telah lama menggoyang lidah para penikmat kuliner. Namun, jika ada hidangan ikan lainnya yang memikat hati dan perut banyak orang, itu adalah Ikan Mangut.
Mangut, dengan cita rasa gurih pedas yang tak tertandingi, adalah hidangan ikan asap yang memikat banyak penikmat kuliner. Bagi mereka yang mencari cita rasa autentik dan nikmat, Mangut adalah pilihan utama. Makanan ini tak hanya menggugah selera, tapi juga mengundang kenangan indah tentang masakan rumah.
Namun, apakah Anda tahu bahwa di Semarang, ada sebuah tempat yang menjadi pusat pengasapan ikan? Tempat ini terletak di Kelurahan Bandarharjo, Semarang Utara, dan menjadi daya tarik tersendiri bagi pecinta ikan asap.
Ketika Anda melangkah ke dalam wilayah ini, aroma amis ikan segar dan bau khas ikan asap akan menyambut Anda dengan hangat. Sebanyak 25 rumah pengasapan ikan berjejer rapi di sepanjang sisi timur Kali Semarang. Asap mengepul dengan menawan dari cerobong cerobong setiap rumah produksi, menandakan bahwa proses pemanggangan ikan tengah berlangsung.
Di depan rumah-rumah produksi ini, kepala dan ikan yang sedang dijemur tertata rapi. Salah satu tokoh utama di balik kelezatan ikan asap ini adalah Yaenuri. Ia memulai usaha pengasapan ikan sejak tahun 1972 dan mengolah ikan dengan cara tradisional, menggunakan tungku kotak yang terbuat dari susunan batu bata, sesuai dengan tradisi warga Bandarharjo.
Tidak kurang dari 25 rumah di Bandarharjo menjual ikan asap, dan proses pembuatannya melibatkan beberapa tahap. Pertama-tama, ikan segar dibersihkan dengan hati-hati, lalu dipotong sesuai ukuran yang diinginkan. Setelah itu, ikan ditusuk dengan lidi dan dijemur untuk mengurangi kadar air, sehingga saat dipanggang, daging ikan tidak mengeluarkan cairan yang berlebihan.
Tidak hanya dagingnya saja yang dimanfaatkan; kepala ikan juga diolah menjadi hidangan istimewa, Ndas Manyung, yang menjadi favorit masyarakat setempat. Setelah dijemur, ikan dan kepala ikan dipanggang di atas bara api yang menggunakan batok kelapa selama 15-30 menit.
Ikan yang digunakan untuk hidangan ini bervariasi, mulai dari manyung, tongkol, pari, hingga kadang-kadang menggunakan patin, tergantung ketersediaan dan selera. Setiap langkah dalam proses ini dilakukan dengan teliti, menjadikan ikan asap dari Bandarharjo, Semarang, sebuah hidangan yang tak boleh dilewatkan saat berkunjung ke kota ini.