Jateng Menuju Lumbung Pangan Nasional, DPRD Soroti Infrastruktur hingga Regenerasi Petani

Kebijakan ini selaras dengan rencana pembangunan Jawa Tengah tahun 2026 yang fokus pada upaya menopang swasembada pangan nasional.

Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Tengah, Setya Arinugroho, menyatakan dukungannya terhadap kebijakan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah untuk menjadikan provinsi ini sebagai Lumbung Pangan Nasional. (Foto: Dok. Istimewa)

SEMARANG, Banggasemarang.id – Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Tengah, Setya Arinugroho, menyatakan dukungannya terhadap kebijakan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah untuk menjadikan provinsi ini sebagai Lumbung Pangan Nasional.

Kebijakan ini selaras dengan rencana pembangunan Jawa Tengah tahun 2026 yang fokus pada upaya menopang swasembada pangan nasional.

“Sesuai dengan kebijakan Gubernur Jawa Tengah sebagai Lumbung Pangan Nasional, maka usulan masyarakat kepada kepala desa yang akan diprioritaskan adalah infrastruktur yang mendukung ketahanan pangan,”katanya, Jumat (25/7/2025) di Kota Semarang.

Arinugroho juga menjelaskan pentingnya penguatan sektor pangan di Jawa Tengah sebagai bentuk dukungan terhadap kebijakan pemerintah provinsi.

Jawa Tengah saat ini menempati posisi kedua sebagai wilayah penyumbang pangan terbesar di Indonesia. Dengan posisi strategis tersebut, pemerintah optimis dapat terus meningkatkan ketahanan pangan.

“Jawa Tengah yang terdiri dari 35 kabupaten dan kota menjadi penyumbang pangan terbesar kedua di Indonesia. Kita harus bangga menempati posisi tersebut,” lanjutnya.

Untuk mempertahankan posisi tersebut, Arinugroho menekankan pentingnya menjaga lahan hijau dan lahan pertanian agar tidak dialihfungsikan. Selain itu, perbaikan fasilitas dan infrastruktur pertanian juga harus menjadi prioritas.

Tidak hanya itu, Arinugroho juga menyoroti peran krusial generasi muda dalam sektor pertanian. Menurutnya, saat ini pelaku pertanian masih didominasi oleh kelompok usia lanjut, sementara partisipasi pemuda masih minim.

“Pemuda saat ini belum banyak yang tertarik pada dunia pertanian. Harapannya, jika ada pemuda yang ingin membentuk komunitas pertanian untuk memajukan sektor ini di Jawa Tengah, saya akan dukung. Silakan dikembangkan dan dimaksimalkan potensi yang ada,” ujarnya, mendorong inisiatif dari kaum muda.

Lebih lanjut, Arinugroho juga menyinggung persoalan kesejahteraan petani, khususnya dalam hal distribusi dan nilai jual hasil produksi pertanian seperti beras. Ia menyadari adanya kesenjangan antara harapan petani sebagai produsen dan keinginan masyarakat sebagai konsumen.

“Petani sebagai produsen pasti ingin menjual berasnya dengan harga tinggi. Di sisi lain, masyarakat sebagai konsumen menginginkan harga beras yang terjangkau,” tegasnya. Oleh karena itu, Arinugroho berharap pemerintah dapat mengambil kebijakan terbaik yang mampu menyejahterakan petani tanpa membebani rakyat sebagai konsumen.