SEMARANG, Banggasemarang.id – Bendungan Pleret atau yang dikenal juga sebagai Bendungan Simongan tidak hanya sekadar spot memancing populer di pusat kota Semarang, tetapi juga menyimpan sejarah panjang sebagai kanal air tertua Kota Lunpia yang berusia 143 tahun.
Dilansir dari sumber-sumber media Belanda zaman kolonial seperti De Locomotief dan Samarangsch handels-en adverentie-blad pada 14 Maret 1885, Bendungan Pleret sudah berfungsi sejak tahun 1879. Bangunan ini awalnya didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda sebagai benteng pengendali banjir yang kerap melanda Semarang pada abad ke-19.
Selain berperan sebagai pengendali banjir, Bendungan Pleret juga terlibat dalam program kanalisasi sungai di Kota Semarang. Pada masa itu, kanal-kanal di kota ini berperan dalam mengalirkan air ke area persawahan.
Awalnya, kanalisasi dan pembangunan dimulai di wilayah Simongan dan dikenal sebagai bandjir kanaal. Saat ini, tempat tersebut lebih dikenal dengan nama Bendungan Pleret.
Ternyata, Bendungan Pleret juga memiliki sejarah unik sebagai tempat strategis bagi para pejuang dalam perjuangan mengusir penjajah. Jembatan Kaligarang di bagian utara bendungan menjadi titik penting dalam menghalangi pergerakan pasukan penjajah pada masa itu.
Purnawirawan TNI Kolonel Nursahit menceritakan kisah heroik di mana Jembatan Kaligarang dihancurkan oleh para pejuang pada tahun 1947. Keputusan tersebut memainkan peran kunci dalam menghentikan pasukan Belanda yang berusaha menuju Yogyakarta melalui Kota Semarang.
Tidak hanya itu, Bendungan Pleret juga menjadi saksi bisu dari Pertempuran Lima Hari di Semarang. Gorong-gorong di sekitar bendungan, yang kini dikenal sebagai Taman Kasmaran, diyakini digunakan oleh para pejuang sebagai jalur strategis. Mbah Bejo, seorang praktisi spiritual dan budayawan Semarang, menceritakan bagaimana gorong-gorong ini menjadi tempat lewatnya tentara Semarang pada masa itu.
Namun, kini, Bendungan Pleret bukan hanya dikenal sebagai tempat bersejarah. Dengan adanya Taman Bendungan Pleret, lokasi ini menjadi oase nyaman bagi warga Semarang untuk berkumpul, menikmati pemandangan, atau sekadar bersantai.
Bagi pecinta memancing, spot ini tetap menjadi favorit, meskipun tetap penting untuk tetap berhati-hati. Debit air sungai dapat naik secara drastis saat hujan lebat di hulu, memberikan pengalaman yang tak terlupakan bagi para pengunjung yang berpetualang di Bendungan Pleret.