Semarang Jadi Panutan Kota Bahagia Di Indonesia

Peningkatan Indeks Kebahagian Kota Semarang sebanyak tiga poin dalam tiga tahun terakhir menjadikan Hendrar Prihadi, selaku Wali Kota Semarang untuk dapat sharing dan bercerita atas prestasinya tersebut.

Dalam acara yang diselenggarakan oleh International NGO Forum on Indonesian Development (INFID), dengan tema “Kota Digital Bahagia” itu, Hendi bercerita banyak hal, Kamis (26/11). Selain calon tunggal Wali Kota Semarang tersebut sebagai pembicara, hadir pula Sugeng Subagjo selaku Direktur Eksekutif INFID, Tuti Hadiputranto selaku Presiden United in Diversity dan Jalal sebagi Penasehat Social Investment Indonesia (SII).

Tidak ketinggalan beberapa stakeholder terakait juga hadir seperti Kepala Badan Pusat Statistik Suhariyanto, Direktur Eksekutif Pusat SGD’s Universitas Padjajaran Suzy Anna, mantan Bupati Bojonegoro Suyoto, dan juga Staf Khusus Presiden Billy Mambrasar.

Sebelumnya pada tahun 2016 Happiness Indeks Ibu Kota Semarang berada di angka 71,5. Dan kemudian angka tersebut mengalami peningkatan pada tahun 2018 yaitu menjadi 73,5. Peningkatan indeks tersebut ternyata juga sejalan dengan peningkatan seluruh indikator ciri 17 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) atau biasa disebut Sustainable Development Goals (SDG’s).

Prestasi tersebutlah yang mampu mengantarkan Kota Semarang menjadi daerah percontohan Kota Bahagia di Indonesia. Dalam acara yang digelar secara virtual tersebut, Hendi mengungkapkan bahwa kunci dari peningkatan indeks kebahagiaan Kota Semarang adalah pada pola pembangunan yang mampu menyentuh seluruh elemen masyarakat.

“Di Kota Semarang kami terapkan standar pembangunan yang ada pada IPM (Indeks Pembangunan Manusia), juga termasuk yang ada pada SDG’s. Tapi kalau diskusi tentang bahagia, kita lihat patokan BPS bukan tentang uang, melainkan tentang kepuasan hidup, makna hidup, dan perasaan,” jelas Hendi.

Lebih lanjut Hendi menerangkan bahwa yang terpenting adalah masyarakat selalu mendapat perhatian dan oleh karenanya pihaknya dalam kapasitasnya sebagai pemerintah kota selalu berupaya hadir di segala bentuk aktifitas di masyarakat.

Kemudian Kota Semarang juga meletakan pondasi fundamental pembangunan dengan merubah aktifitas ekonomi kepada sektor pariwisata, sebagai upaya mendukung pemerataan ekonomi.

“Prinsipnya sejalan dengan SDG’s, yaitu leave no one behind, atau tidak ada yang tertinggal di belakang. Dengan harapan sektor wisata dapat memberikan kesempatan pada seluruh masyarakat untuk berdaya. Yang modalnya besar bisa bangun cafe, yang modalnya pas-pasan bisa buka warung, Yang uangnya banyak bisa buka factory outlet, yang modalnya pas-pasan bisa suplai produknya, dan seterusnya. Juga pada urusan – urusan lainnya, prinsip kesetaraan juga dikedepankan.” Imbuh Hendi.

Sementara itu, Billy Mambrasar selaku Staf Khusus Presiden mengatakan bahwa dirinya sempat menyaksikan langsung bagaimana upaya Wali Kota Semarang mengembangkan kota yang dipimpinnya. 

“Saya menjadi saksi langsung Kota Semarang. Saya pernah bersama 1.500 milenial Kota Semarang yang mempunyai berbagai macam kreatifitas, dan Mas Hendrar sampai menutup jalan untuk dijadikan spot anak – anak milenial tersebut memamerkan usahanya,” ungkap Billy pada saat acara tersebut berlangsung.

Tidak ketinggalan pujian datang pula dari pembicara lainnya, Bupati Bojonegoro, Suyoto yang mengapresiasi langkah-langkah yang digunakan oleh Hendi dalam mengambil kebijakan. Yaitu berdasarkan asas kemanfaatan pada masyarakat luas.