Kota Semarang memiliki banyak pasar tua, salah satunya adalah Pasar Johar. Pasar ini sempat mengalami kebakaran besar di tahun 2015, lalu. Pasar Johar kemudian dilakukan pemugaran dan direstorasi kembali. Dibalik kemegahan dan penampilan Pasar Johar yang baru, ternyata banyak kisah sejarah dalam pembangunan dan keberjalanannya hingga kini.
Sejarah Pembangunan Pasar Johar
Pasar Johar dibangun dengan tujuan untuk memfasilitasi kegiatan perdagangan dan menggerakkan perekonomian.
Sebelum Pasar Johar berdiri, awalnya menjadi tempat orang berdagang di depan penjara sebelah timur Alun-Alun Semarang. Para pedagang itu melayani para keluarga tahanan yang ingin mengunjungi anggota keluarga mereka di penjara. Mereka menunggu di bawah barisan pohon johar yang rindang.
Pada saat itu, barang yang dijual adalah hasil alam berupa buah-buahan, jagung, singkong, dan pisang. Karena tidak mengganggu arus lalu lintas kota, keberadaan para pedagang itu dibiarkan seperti itu. Akhirnya pada tahun 1931, pemerintah berencana untuk membangun pasar yang lebih besar dengan menggabungkan pasar-pasar kecil yang sudah ada.
Inilah mengapa bangunan penjara dihancurkan dan pohon-pohon johar ditebang. Tempat itu dipilih sebagai lokasi pasar karena posisinya yang strategis.
Pasar Terbesar dan Tercantik Se-Asia Tenggara
Arsitektur pasar Johar yang unik, terutama atapnya yang menyerupai cendawan, menjadi daya tarik utama pasar ini. Bukan hanya itu, pasar Johar juga memiliki nilai sejarah yang tinggi, menambah kesan klasik dan berbeda dari pasar-pasar lain. Sehingga Pasar Johar pernah menjadi pasar terbesar dan tercantik se-Asia Tenggara pada masanya.
Pasar Johar menjadi tempat perputaran uang yang signifikan. Pemerintah kolonial Hindia-Belanda menyadari pentingnya pasar sebagai penggerak perekonomian. Terlebih lagi, pada masa keberadaan Belanda, mereka cenderung memegang teguh tradisi.
Belanda mempertimbangkan keuntungan yang maksimal semata. Itulah sebabnya, adanya pasar menjadi salah satu faktor penting yang harus ada di setiap kota jajahannya. Semarang, sebagai contoh. Inisiatif pembangunan pasar didorong. Pasar johar muncul sebagai hasilnya.
Pembangunan pasar dilakukan secara profesional. Bukan sembarangan. Arsitek terkenal Belanda, Thomas Karsten terlibat. Keterlibatan arsitek yang kemudian diketahui mendukung kemerdekaan bukan tanpa alasan. Dia memiliki catatan prestasi yang luar biasa. Beberapa bangunan publik dari Batavia hingga Medan adalah hasil karyanya.
Thomas Karsten kemudian menganggap pembangunan Pasar Johar sebagai tantangan. Dia juga mengadopsi berbagai budaya untuk memberikan sentuhan modern dalam arsitektur Pasar Johar: Nusantara dan Eropa. Karena itu, Pasar Johar diberikan sentuhan gaya arsitektur atap jamur. Hingga akhirnya pasar tersebut terkenal. Terutama ketika Pasar Johar pertama kali diresmikan pada 1839.
Pasar Johar memiliki arti penting bagi Kota Semarang. Pasar yang terletak di tengah kota tidak saja memiliki nilai ekonomi, tetapi juga mempunyai nilai historis. Keberadaan Pasar Johar tidak bisa dipisahkan dari sejarah panjang Kota Semarang.
“Pasar ini merupakan pasar yang berada di bagian timur alun-alun (sekarang menjadi Pasar Ya’ik) dipagari oleh deretan pohon johar di tepi jalani (sehingga pasar tersebut dinaman Pasar Johar). Konon Pasar Johar pernah kesohor, sebagai pasar yang tercantik di Asia Tenggara. Karena model arsitekturnya yang unik dengan konstruksi cendawan,” ungkap Mohammad Agung Ridlo dalam buku Mengupas Problema Kota Semarang Metropolitan (2016).
Pasar Johar berada di lahan di sebelah timur alun-alun. Pada saat itu sebelah timur alun-alun banyak dikelilingi oleh pohon Johar. Oleh karena itu, pasar ini diberi nama yang serupa. Karena pada masa itu umumnya tempat umum diberi nama berdasarkan tanaman atau pohon yang mendominasi daerah tersebut.
Saksi Sejarah
Pasar Johar tidak hanya kaya dari segi ekonomi. Tetapi juga kaya akan nilai-nilai sejarah. Banyak peristiwa bersejarah terjadi di Pasar Johar. Pertempuran Lima Hari yang terjadi dari tanggal 15-19 Oktober 1945 adalah salah satunya. Pertempuran menegangkan itu melibatkan pertemuan antara penduduk Semarang dengan bekas tentara Jepang.
Saat peristiwa tersebut, Pasar Johar menjadi salah satu bangunan untuk bersembunyi dan berlindung dari serangan Jepang sehingga membuat bangunan Pasar Johar rusak parah terutama karena ledakan granat.