SEMARANG, Banggasemarang.id – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Pemprov Jateng) segera mengalihkan fokus penanganan banjir dari Kota Semarang ke Kabupaten Demak, menyusul keberhasilan mengeringkan wilayah Kaligawe.
Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air dan Tata Ruang (Pusdataru) Provinsi Jawa Tengah kini menerjunkan tiga unit mesin pompa air untuk menangani genangan di Dusun Lengkong, Kecamatan Sayung, Demak, yang dikenal sebagai salah satu titik rawan banjir saat musim hujan tiba.
Kepala Dinas Pusdataru Provinsi Jawa Tengah, Henggar Budi Anggoro, memastikan bahwa upaya penanganan di Semarang telah membuahkan hasil.
“Alhamdulillah untuk wilayah Kaligawe Semarang sudah surut. Upaya pemerintah sudah membuahkan hasil. Air surut dan jalan kembali lancar,” ujar Henggar pada Selasa (4/11/2025).
Keputusan menggeser operasi pompa ke Sayung diambil karena kondisi di Dusun Lengkong dinilai membutuhkan perhatian dan penanganan cepat. Saat ini, sebanyak tiga unit mesin pompa dioperasikan secara intensif untuk menyedot genangan air di dusun tersebut.
Henggar menjelaskan alokasi alat berat yang dimiliki pihaknya. “Karena di Semarang sudah surut kita beralih ke Lengkong, Sayung. Ada tiga unit yang kami turunkan untuk bisa menangani banjir di sana,” paparnya.
Secara keseluruhan, Dinas Pusdataru memiliki total 10 unit pompa air. Selain tiga unit yang kini bekerja di Dusun Lengkong, satu unit pompa lainnya masih disiagakan di Tenggang, Kota Semarang, sebagai langkah antisipasi. Sisanya sedang menjalani pemeriksaan setelah beberapa hari beroperasi di wilayah Sringin.
Meskipun Kaligawe telah surut, pemantauan dan kesiapsiagaan mesin pompa tetap dilakukan. Henggar menyatakan, “Kami tetap pantau dan siagakan mesin pompa. Kita lihat kondisi, jika di Sayung membutuhkan tambahan mesin pompa, kami akan turunkan.”
Langkah penanganan cepat ini merupakan komitmen penuh Pemprov Jateng yang didasarkan pada instruksi Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi. Gubernur menghendaki persoalan banjir di Semarang dan Demak harus segera diatasi sampai tuntas. Tujuan utama penanganan ini adalah tidak hanya memulihkan pemukiman warga tetapi juga untuk membuka dan memperlancar akses transportasi dan kegiatan ekonomi.
Henggar menegaskan dampak dari penanganan banjir ini terhadap roda perekonomian wilayah. “Kalau banjir tertangani, pemukiman sehat, jalan lancar, tentu ekonomi akan hidup,” tandasnya.








