Petugas Pusdataru Siaga 24 Jam di Tanggul Terboyo: Berjuang Atasi Banjir Kaligawe di Tengah Keterbatasan Logistik

Didi Mulyadi, salah satu petugas jaga di tanggul Terboyo, menjelaskan bahwa rutinitas mereka melibatkan pemeriksaan kabel, selang, dan aliran air secara bergantian

Petugas Pusdataru Jateng siaga 24 jam di tanggul Terboyo, berjuang tanpa henti di tengah nyamuk dan penerangan terbatas, demi menuntaskan instruksi Gubernur Luthfi agar banjir Kaligawe segera surut. (Foto: Dok. Huma Pemprov Jateng)

SEMARANG, Banggasemarang.id – Petugas Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air dan Penataan Ruang (Pusdataru) Provinsi Jawa Tengah bekerja tanpa henti di kawasan Kaligawe, Kota Semarang, sebagai garda depan penanganan banjir.

Sejak hari pertama bencana, para petugas siaga 24 jam penuh, bergulat dengan nyamuk, penerangan terbatas, dan tantangan logistik demi menuntaskan instruksi Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi agar banjir Kaligawe segera surut.

Didi Mulyadi, salah satu petugas jaga di tanggul Terboyo, menjelaskan bahwa rutinitas mereka melibatkan pemeriksaan kabel, selang, dan aliran air secara bergantian setiap beberapa menit untuk memastikan mesin pompa beroperasi maksimal.

“Kami mengoperasikan mesin dan memastikan beroperasi dengan baik, sehingga bisa menyedot air,” kata Didi Mulyadi, Jumat (31/10/2025).

Pekerjaan penting ini dilakukan selama 24 jam penuh dengan melibatkan 6 hingga 10 orang di lapangan. Petugas lain, Abi Gustomi, menambahkan bahwa tugas menjaga dan mengoperasikan mesin pompa tidaklah mengenal waktu, bahkan menghadapi kendala perjalanan ke lokasi yang macet dan minimnya fasilitas malam hari.

“Kalau malam penerangan terbatas dan tentu saja nyamuk banyak,” jelas Abi. Ia juga menyoroti logistik makanan yang terbatas dan hanya mengandalkan pasokan dari dapur umum Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah.

“Kendala lain logistik, itu sangat terbatas. Kita dapatnya dari Dinsos,” ungkapnya.

Menanggapi kerja keras di lapangan, Kepala Dinas Pusdataru Provinsi Jawa Tengah, Henggar Budi Anggoro, memastikan bahwa saat ini terdapat sembilan mesin pompa milik Pemprov Jateng yang beroperasi di berbagai titik.

“Kami masih terus berkoordinasi dengan petugas di lapangan dan pihak-pihak terkait agar bisa bersinergi dalam penanganan banjir ini,” ujar Henggar.

Henggar menjelaskan, penempatan pompa akan disesuaikan dengan skala prioritas, termasuk rencana menggeser sejumlah pompa dari Sringin ke kolam retensi agar air dapat dialirkan langsung ke laut. Pihaknya terus berupaya maksimal agar genangan air segera surut dan aktivitas masyarakat dapat normal kembali.