SRAGEN, Banggasemarang.id – Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi, secara resmi mencanangkan Program Kecamatan Berdaya (Kecamatan Berdaya) di Desa Sidodadi, Kecamatan Masaran, Kabupaten Sragen, pada Kamis, 30 Oktober 2025.
Program ini dicanangkan sebagai solusi untuk memangkas rentang kendali pemerintahan provinsi ke 8.573 desa yang ada di Jawa Tengah, sekaligus memastikan program pemberdayaan menjangkau semua kalangan.
Ahmad Luthfi menegaskan, program ini harus memiliki dampak operasional nyata bagi masyarakat lokal.
“Program Kecamatan Berdaya ini bukan cuma dicanangkan, tapi harus operasional dan dirasakan dampaknya oleh masyarakat,” tegas Luthfi di hadapan para bupati dan wali kota se-Jawa Tengah.
Ia menjelaskan, dengan luasnya wilayah dan jumlah penduduk hampir 38 juta jiwa, kecamatan harus menjadi simpul kepanjangan tangan Pemda dan Pemprov agar seluruh warga, termasuk kelompok rentan, mendapatkan pelayanan yang setara.
Gubernur meminta para camat menjadi motor penggerak utama, khususnya bagi kelompok strategis daerah.
“Para bupati dan wali kota, arahkan camat agar jadi motor penggerak anak muda. Petani milenial harus kita siapkan supaya Jawa Tengah tetap jadi lumbung pangan nasional,” katanya.
Luthfi juga secara khusus menyoroti perlunya pemberdayaan perempuan dan penyandang disabilitas. Ia meminta Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) membuka kesempatan kerja minimal 1–2 persen bagi penyandang disabilitas.
Sementara itu, perempuan perlu diberikan pelatihan dan pendampingan hukum agar mandiri secara ekonomi dan sosial.
Luthfi menegaskan, target akhir dari seluruh Program Kecamatan Berdaya adalah penurunan angka kemiskinan dan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) di daerah.
“Kalau ini dijalankan, output-nya jelas — kemiskinan berkurang, SDM makin baik, dan masyarakat makin mandiri,”tuturnya.
Untuk akuntabilitas, Luthfi meminta seluruh program dievaluasi dan dilaporkan secara berkala, bahkan dengan dasbor khusus di ruang kerjanya.
Sekda Provinsi Jawa Tengah, Sumarno, dalam laporannya menyebut, 30 kabupaten/kota telah menetapkan 123 lokasi pilot project Kecamatan Berdaya.
Untuk mempercepat pelaksanaan, Pemprov mengalokasikan anggaran sebesar Rp1,4 miliar melalui Dispermadesdukcapil.
“Tidak boleh ada perempuan tanpa perlindungan, disabilitas tanpa pegangan, atau pemuda yang hanya mengandalkan warisan orang tua. Dengan Kecamatan Berdaya, kita wujudkan Jawa Tengah yang gemah ripah loh jinawi, toto tentrem kerto raharjo,”pungkas Luthfi.

 
									










