Wujudkan Jateng Inklusi, Gubernur Luthfi Dorong Serapan Kerja Difabel di BUMN dan Swasta

Pemprov Jateng juga secara aktif mengupayakan penyerapan tenaga kerja dari kelompok disabilitas oleh perusahaan. Luthfi menyebutkan adanya regulasi yang harus dipatuhi.

Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi berdialog dengan kelompok difabel di Semarang (28/10/2025). Luthfi menegaskan komitmen Pemprov Jateng mendorong serapan kerja difabel hingga 2% di BUMD/BUMN, sekaligus memastikan difabel mendapat hak setara dan perlindungan hukum. (Foto: Dok. Humas Pemprov Jateng)

SEMARANG, Banggasemarang.id – Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi menegaskan komitmennya dalam mewujudkan Jawa Tengah yang inklusif dengan memastikan kelompok difabel memiliki hak yang setara, tidak sekadar menjadi objek.

Penegasan ini disampaikan Luthfi saat berbagi kehangatan dan berdialog dengan sejumlah penyandang difabel di Warung Soto Pak Wito Cabang Kariadi, Kota Semarang, pada Selasa (28/10/2025), meskipun langit ibu kota provinsi masih diselimuti gerimis.

Gubernur Luthfi, yang mengaku dekat dengan kelompok difabel karena memiliki anak difabel, berdialog dan menyaksikan unjuk kebolehan dari mereka tanpa rasa canggung. Ia menyebut dirinya sebagai “bapaknya difabel Jawa Tengah” dan berjanji akan selalu menemui mereka di setiap kunjungannya di wilayah.

“Mereka mempunyai suatu kebahagiaan di tengah kekurangan yang dimiliki. Ini yang menjadi concern kita, sehingga pemerintah dan negara hadir,” kata Luthfi seusai acara.

Diketahui, jumlah penyandang disabilitas di Jawa Tengah mencapai 117.404 orang, atau sekitar 0,003% dari total penduduk. Untuk mewujudkan Jateng inklusif, Pemprov Jateng telah melakukan langkah nyata, termasuk membantu pemenuhan kebutuhan dasar, mengupayakan pendidikan, dan menyediakan aksesibilitas.

Salah satu program yang diandalkan adalah Kecamatan Berdaya, yang di dalamnya mewadahi potensi wilayah termasuk kelompok difabel, perempuan, lansia, dan pemuda. Program ini menjadi upaya kreatif pemerintah provinsi untuk memberikan perlindungan, termasuk bantuan hukum.

Selain itu, Pemprov Jateng juga secara aktif mengupayakan penyerapan tenaga kerja dari kelompok disabilitas oleh perusahaan. Luthfi menyebutkan adanya regulasi yang harus dipatuhi.

“Kesempatan kerja untuk difabel itu 2% di BUMD atau BUMN, kemudian 1% di perusahaan lain, ini sudah jalan di Jawa Tengah dan terus kita dorong,” ujar Ahmad Luthfi.

Acara makan soto bersama tersebut digagas oleh pemilik Warung Soto Pak Wito, sebagai bagian dari tasyakuran satu tahun cabang Kariadi. Pemilik warung tersebut secara terbuka mendeklarasikan komitmennya untuk menjadi sahabat difabel, menyatakan dukungannya hari ini dan seterusnya.