Target Fully Digital 2028, Kementerian ATR/BPN Jadikan Generasi Milenial dan Z Motor Transformasi Layanan

Menurut Asnaedi, generasi muda, khususnya taruna/i STPN, memiliki keseimbangan antara hard skill dan soft skill yang esensial untuk memimpin perubahan.

Kepala PHPT Kementerian ATR/BPN, Asnaedi (tengah), dalam Diskusi Agraria V (4/10/2025). Ia menargetkan layanan pertanahan fully digital pada 2028 dan menyebut Generasi Y dan Z sebagai motor penggerak transformasi ini. Inovasi termasuk penerapan AI dan blockchain untuk sertifikat.

JAKARTA, Banggasemarang.id – Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) menargetkan layanan pertanahan akan sepenuhnya digital (fully digital) pada tahun 2028, didorong oleh peran strategis generasi milenial (Gen Y) dan Gen Z.

Hal ini disampaikan Direktur Jenderal Penetapan Hak dan Pendaftaran Tanah (PHPT), Asnaedi, dalam Diskusi Agraria V yang diselenggarakan oleh Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional (STPN) pada Sabtu, 4 Oktober 2025.

Menurut Asnaedi, generasi muda, khususnya taruna/i STPN, memiliki keseimbangan antara hard skill dan soft skill yang esensial untuk memimpin perubahan.

“Kita berharap munculnya Gen Y dan Z yang matang secara ilmu, keterampilan, kepercayaan diri, dan kemauan kuat ini menjadi fondasi untuk menjadi motor penggerak transformasi digital ATR/BPN,” kata Asnaedi.

Transformasi digital di Kementerian ATR/BPN telah dimulai sejak 2024 dengan penerapan Sertipikat Elektronik di seluruh Kantor Pertanahan. Memasuki tahun 2025, inovasi berlanjut dengan layanan Peralihan Hak Atas Tanah Elektronik yang hampir diterapkan di seluruh provinsi.

Asnaedi menjelaskan, mulai tahun 2026, sertifikat cetak atau konvensional akan menjadi pilihan, karena seluruh sertifikat akan beralih ke bentuk digital untuk mencegah pemalsuan. Target puncaknya adalah pada 2028.

“Mulai tahun 2028, layanan pertanahan diharapkan sudah fully digital dengan penerapan blockchain pertanahan dan smart contract,” kata Asnaedi.

Kementerian ATR/BPN juga tengah menyiapkan Generative Artificial Intelligence (AI) Pertanahan untuk mengintegrasikan peraturan dan petunjuk teknis dalam satu sistem yang cerdas.

Keberadaan AI ini, menurut Asnaedi, akan mendukung pengambilan keputusan dan berpotensi meningkatkan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).

Asnaedi berharap, transformasi STPN menjadi Politeknik akan semakin mempersiapkan taruna/i untuk menjadi bagian dari masa depan ATR/BPN dan bangsa Indonesia.

Diskusi Agraria V ini diikuti oleh 376 Taruna/i Tingkat I STPN, serta mahasiswa dari Polbangtan YOMA, UPN Veteran Yogyakarta, dan UGM.