Jaga Warisan Budaya, DPRD Jateng Dorong Inovasi Digital dan Kolaborasi Lintas Sektor

Wakil Ketua DPRD Jawa Tengah, Setya Arinugroho, saat menyampaikan perlunya inovasi dalam pelestarian budaya. Ia mendorong digitalisasi dan kolaborasi dengan teknologi agar warisan budaya Jawa tetap relevan dan menarik bagi generasi muda.

Wakil Ketua DPRD Jawa Tengah, Setya Arinugroho, saat menyampaikan perlunya inovasi dalam pelestarian budaya. Ia mendorong digitalisasi dan kolaborasi dengan teknologi agar warisan budaya Jawa tetap relevan dan menarik bagi generasi muda.

SEMARANG, Banggasemarang.id – Pelestarian budaya di Jawa Tengah harus berinovasi agar tetap relevan dan menarik bagi generasi muda.

Wakil Ketua DPRD Jawa Tengah, Setya Arinugroho, menegaskan bahwa pendekatan konservatif sudah tidak cukup untuk menjaga warisan budaya di era digital.

Ia mendorong kolaborasi antara pemerintah, seniman, dan komunitas digital untuk menghadirkan budaya di platform yang digunakan kaum muda, seperti melalui digitalisasi dan pemanfaatan teknologi baru.

Setya Arinugroho menyampaikan pandangannya di Semarang, menekankan bahwa pelestarian budaya tidak bisa lagi hanya bersifat pasif atau terbatas pada momen-momen tertentu.

Menurutnya, inovasi adalah kunci agar nilai luhur budaya tidak luntur di tengah derasnya arus modernitas dan pengaruh budaya asing.

“Kalau kita hanya mempertahankan budaya dengan cara konvensional, bagaimana generasi digital dapat menangkap nilai-nilai luhur tersebut?” ujarnya, Senin (8/9/2025).

Untuk itu, ia mengusulkan beberapa strategi, antara lain digitalisasi kebudayaan dan kolaborasi seni tradisional dengan teknologi.

Pengelolaan sampah di Jawa Tengah harus menjadi pendorong ekonomi, bukan hanya masalah lingkungan. Wakil Ketua DPRD Jateng, Setya Arinugroho, menyebut TPA di Banyumas dan Surabaya sebagai contoh sukses “sampah jadi berkah” yang bisa ditiru.

Contohnya, pertunjukan wayang dapat dikemas dengan teknologi projection mapping dan augmented reality (AR).

Selain itu, tren tari, musik gamelan, busana, dan kuliner Jawa dapat diperkenalkan melalui berbagai platform media sosial untuk edukasi dan menumbuhkan minat generasi muda.

Langkah ini sejalan dengan dorongan Setya Arinugroho sebelumnya dalam transformasi digital, yang ia sebut sebagai “keharusan”.

Ia mengajak seluruh pihak, mulai dari pemerintah daerah, budayawan, akademisi, hingga pelaku komunitas digital, untuk bersama-sama menghidupkan budaya agar terus relevan bagi masyarakat, terutama kaum muda.

Harapannya, kolaborasi ini dapat memperpanjang “napas” budaya karena terus dihidupkan oleh generasi penerus.