BANYUMAS, Banggasemarang.id – Wakil Ketua DPRD Jawa Tengah, Setya Arinugroho, menegaskan bahwa pengelolaan sampah di provinsi ini harus menjadi bagian dari solusi strategis untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Menurutnya, Jawa Tengah memiliki potensi besar untuk menerapkan konsep waste to energy dan ekonomi sirkular berbasis sampah, seperti yang telah berhasil dilakukan di Banyumas dan Surabaya.
Hal ini disampaikannya dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada Rabu, 3 September 2025, menanggapi data yang menunjukkan timbulan sampah di Jawa Tengah mencapai lebih dari 5,5 juta ton per tahun.
Setya Ari menilai TPA Berbasis Lingkungan dan Edukasi (BLE) di Banyumas dapat menjadi percontohan ideal bagi Jawa Tengah. TPA BLE Banyumas membuktikan bahwa pengelolaan sampah dapat menciptakan nilai tambah ekonomi.
Di sana, sampah organik diolah menjadi kompos dan maggot, sementara sampah anorganik diubah menjadi paving plastik dan Refuse-Derived Fuel (RDF)—bahan bakar alternatif pengganti batu bara yang telah memiliki pembeli dari sektor industri.
Dengan inovasi ini, tingkat pengelolaan sampah di Banyumas mencapai 99 persen, jauh di atas rata-rata provinsi yang baru sekitar 63,78 persen.

Selain Banyumas, Setya Ari juga menyoroti keberhasilan TPA Benowo di Surabaya yang mampu mengubah tumpukan sampah menjadi energi listrik, mencukupi kebutuhan lebih dari 5.800 rumah per hari.
Menurutnya, keberhasilan kedua daerah ini membuktikan bahwa pengelolaan sampah dapat menjadi pendorong ekonomi dan solusi keberlanjutan lingkungan.
Dengan timbulan sampah yang besar di Jawa Tengah, Setya Ari optimis bahwa provinsi ini juga dapat menyusul keberhasilan tersebut.
“Kita memiliki sumber daya, teknologi, dan masyarakat yang siap berkolaborasi,” tegasnya.
Ia menambahkan, jika pengelolaan sampah dilakukan secara terpadu, tidak hanya dapat mengurangi ketergantungan pada TPA, tetapi juga membuka lapangan kerja baru, menghasilkan energi alternatif, serta menekan beban anggaran daerah.
“Visi kita adalah menjadikan Jawa Tengah sebagai provinsi percontohan pengelolaan sampah yang berdaya guna. Dengan dukungan semua pihak, kita tidak hanya menyelesaikan persoalan sampah, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan rakyat,” pungkasnya.
Setya Ari berharap adanya sinergi antara pemerintah daerah, DPRD, dan pihak swasta untuk mewujudkan pengelolaan sampah yang menjadi motor penggerak ekonomi kerakyatan.