BANYUMAS, Banggasemarang.id – Pendidikan dinilai memegang peran sentral dalam memutus rantai kemiskinan. Hal itu ditegaskan Wakil Ketua DPRD Provinsi Jawa Tengah, Setya Ari Nugroho, dalam talkshow bertajuk “Bersama Wujudkan Pendidikan Berkualitas dan Berdampak” yang digelar di Radio Mitra FM Purwokerto, Sabtu (10/5/2025).
“Pendidikan adalah kunci. Dengan pendidikan yang baik, masyarakat memiliki peluang lebih besar untuk keluar dari kemiskinan,”ujar Ari.
Ia menyebut, pendidikan yang berkualitas mampu meningkatkan kemampuan dan keterampilan masyarakat, sehingga mereka dapat bersaing di pasar kerja dan memperoleh kehidupan yang lebih layak.
Ari menguraikan tiga faktor utama agar pendidikan dapat benar-benar berdampak. Pertama, jaminan kualitas dan kesejahteraan Sumber Daya Manusia (SDM) di sektor pendidikan. Kedua, kurikulum yang relevan dengan kebutuhan dunia kerja. Ketiga, keterlibatan aktif pemerintah dan masyarakat dalam peningkatan kualitas pendidikan.
Namun, ia tak menampik masih banyak kendala di lapangan. Di antaranya adalah distribusi anggaran yang belum merata, kesenjangan akses antara wilayah kota dan desa, serta infrastruktur pendidikan yang belum memadai.
“Kita harus pastikan semua anak, di mana pun berada, mendapatkan akses pendidikan berkualitas tanpa terkecuali,” ujarnya.
Ari menyambut baik hadirnya program Jateng Digital School dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Program ini diharapkan memperluas akses dan pemerataan layanan pendidikan berbasis teknologi.
Ia juga menyoroti kebijakan anggaran pendidikan berbasis kecamatan yang digagas Gubernur Jawa Tengah. Menurutnya, sistem ini bisa membuat pengelolaan anggaran lebih efektif dan merata.
“Dengan sistem ini, tidak ada lagi titik kosong dalam layanan pendidikan,” kata Ari.
Tak hanya soal akses, Ari juga menekankan pentingnya reformasi dalam proses sertifikasi guru. Menurutnya, sertifikasi seharusnya berbasis pada kinerja dan prestasi, bukan semata administratif.
“Sertifikasi guru harus mempertimbangkan dedikasi dan hasil kerja di lapangan,” tandasnya.
Ari menutup pernyataannya dengan menekankan bahwa sekolah tidak hanya berfungsi sebagai tempat transfer ilmu, tetapi juga lembaga pembentuk karakter.
“Sekolah harus membentuk siswa menjadi pribadi yang bertanggung jawab, berkarakter, dan siap berkontribusi bagi masyarakat,” pungkasnya.
Ia berharap sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan lembaga pendidikan bisa menciptakan sistem pendidikan yang lebih berkualitas dan mampu menjadi solusi konkret bagi persoalan kemiskinan.