Israel Jadi Anak Emas Karena Bebas Sanksi Sepakbola, Dewan Sebut FIFA tak Konsisten

FIFA tegas dengan membeirkan hukuman kepada Rusia di Piala Dunia Qatar 2022 sebagai tanggapan atas serangannya terhadap Ukraina.

JAKARTA, Banggasemarang.id – Legislator Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Dr Abdul Fikri Faqih melontarkan kritik pedas terhadap organisasi sepakbola dunia FIFA. Hal itu lantaran FIFA dinilai menganakemaskan Israel dalam penerapan sanksi.

Pria yang akrab disapa Fikri ini mengungkapkan FIFA tak pernah memberikan sanksi kepada federasi sepakbola Israel, IFA.

Padahal, kata Fikri, negara Israel hingga saat ini masih melakukan kejahatan genosida di Palestina dan Lebanon.

Pada tahun 2022 lalu, kata Fikri, FIFA tegas dengan membeirkan hukuman kepada Rusia di Piala Dunia Qatar 2022 sebagai tanggapan atas serangannya terhadap Ukraina.

Namun begitu Israel menyerang dan bahkan melanggar hak asasi manusia (HAM) di Palestina, FIFA tidak menjatuhkan sanksi kepada IFA.

Politisi asal Kabupaten Tegal ini juga menyebut pada akhirnya FIFA membatalkan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20.

Hal itu terjadi karena ada penolakan dari masyarakat Indonesia terhadap kehadiran tim nasional Israel.

Terbaru, Israel kembali membuktikan statusnya sebagai anak emas FIFA. Padahal sebelumnya, komite disiplin FIFA akan menyelidiki dugaan pelanggaran aturannya oleh IFA.

Hal itu lantaran Asosiasi Sepak Bola Palestina (PFA) meminta agar Israel diskors dari sepak bola internasional pada Mei karena perang di Gaza.

PFA yakin federasi Israel telah melakukan pelanggaran peraturan FIFA dan menyerukan sanksi terhadap tim dan klub nasional negara tersebut.

Namun FIFA kemudian memutuskan tidak jadi menjatuhkan skorsing terhadap federasi sepak bola Israel.

Sebagai gantinya, FIFA meminta penyelidikan disiplin atas kemungkinan diskriminasi yang dituduhkan oleh para pejabat sepak bola Palestina.

Komite Disiplin FIFA akan diberi mandat untuk memulai penyelidikan atas dugaan pelanggaran diskriminasi yang diajukan oleh Asosiasi Sepak Bola Palestina.

Kondisi yang kemudian disebut standard ganda itu, kata Fikri, merupakan hal yang seharusnya tidak dilakukan oleh lembaga tertinggi sepakbola dunia.

Untuk itu, Fikri juga mendorong PSSI sebagai bagian dari FIFA juga harus berperan mendorong agar keadilan juga ditegakan oleh FIFA untuk Pelestina. “Kami di PKS kecewa FIFA tidak bersikap konsisten dan cenderung memiliki standard ganda, harusnya FIFA konsisten menjaga nilai kemanusiaan,”jelasnya.

Fikri memastikan PKS sebagai salah satu elemen bangsa yang peduli terhadap keadilan bagi Palestina akan terus menyuarakan agar lembaga internasional untuk lebih tegas dalam menghadapi Israel negara yang melakukan pelanggaran HAM.

“Pelanggaran HAM Israel dilakukan berulang kali, sehingga kami minta semua lembaga internasional lebih tegas terhadap Israel,”pungkasnya.

Sebelumnya, seruan pembelaan terhadap Palestina juga diseruhkan oleh
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Ketua MPR RI Ahmad Muzani.

Pada sesi debat Sidang Majelis Umum PBB ke-79 di markas besar PBB, New York, Amerika Serikat, Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi membela Palestina dalam menanggapi pernyataan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, yang disampaikan sehari sebelumnya yang menyatakan Israel mencari perdamaian.

Retno dengan tegas menantang klaim tersebut.

“Benarkah? Bagaimana kita bisa mempercayai kata-kata itu? Kemarin, ketika dia berada di sini, Israel melakukan serangan udara besar-besaran yang belum pernah terjadi sebelumnya di Beirut. Perdana Menteri Netanyahu ingin perang terus berlanjut. Kita harus menghentikannya. Saya ulangi, kita harus menghentikannya,” tegas Retno.

Sementara, Ketua MPR RI terpilih periode 2024-2029, Ahmad Muzani, dalam pidato pelantikannya menyampaikan kekhawatirannya terhadap kondisi keamanan global yang kian memanas, khususnya di kawasan Timur Tengah.

Muzani mengingatkan bahwa konflik ini bisa mempengaruhi stabilitas Indonesia, dan oleh karena itu, ia meminta pemerintah untuk berperan aktif dalam memadamkan konflik di Gaza serta memperjuangkan kemerdekaan Palestina.