SEMARANG, Banggasemarang.id – Kawasan Kota Lama Semarang, yang kini menjadi salah satu destinasi wisata populer, masih menyisakan beberapa bangunan klasik yang sulit dirawat karena pemkot kesulitan menghubungi pemiliknya. Salah satunya adalah Gedung Butterworth, yang mengalami ambruk sebagian pada Senin (22/1/2024).
Gedung Butterworth terletak di Jalan Kepodang, sekitar 120 meter dari Gereja Blenduk, ikon Kota Lama Semarang. Menurut Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang, Wing Wiyarso, pihaknya kesulitan menemukan pemilik gedung tersebut. Hal ini membuat perawatan gedung tersebut sulit dilakukan, berbeda dengan gedung-gedung lain di kawasan tersebut.
Meskipun pihak pemkot bersedia mendukung restorasi atau revitalisasi bangunan bersejarah seperti Gedung Butterworth, namun hal ini sangat tergantung pada keputusan pemilik yang sebagian besar tinggal di luar negeri. Kesulitan menghubungi pemilik membuat sejumlah bangunan di Kota Lama terlihat terbengkalai.
Gedung Butterworth diperkirakan dibangun pada dekade 1930-an dan digunakan sebagai tempat operasi perusahaan Butterworth & Co, yang didirikan oleh William Butterworth, seorang warga Inggris yang tinggal di Semarang sejak 1818. Arsitek Gedung Butterworth adalah WCP Schoemaker yang juga terkenal karena membangun dua gereja terkenal di Bandung.
Kejadian ini memunculkan keprihatinan terhadap bangunan bersejarah lainnya di Kota Lama Semarang, terutama yang pemiliknya sulit dihubungi. Sekitar 10 hingga 15 bangunan di kawasan tersebut bahkan belum diketahui siapa pemiliknya, sehingga sulit untuk merawat atau merestorasi bangunan tersebut.
Semoga kejadian serupa tidak terjadi pada bangunan bersejarah lainnya di Kota Lama Semarang, sehingga keindahan dan sejarah kawasan tersebut tetap dapat dinikmati oleh generasi mendatang.