SEMARANG, Banggasemarang.id – Dinginnya semilir angin dini hari tak menghalangi peserta Holiday Islamic Camp (HIC) untuk melaksanakan sholat tahajud, Rabu (21/12) di Lapangan SMPIT Cahaya Bangsa Semarang.
Sholat tahajud adalah salat sunah muakad yang didirikan pada malam hari atau sepertiga malam setelah terjaga dari tidur.
Peserta HIC yang usianya 6-12 tahun dibangunkan panitia pukul 03.00 WIB. Mereka tidur di dalam kelas. Peserta putri tidur di lantai dua sedangkan putra di lantai satu. Sebanyak 83 peserta sholat tahajud bersama pukul 03.15 yang diimami oleh Muhammad Candra Thaher.
Usai sholat, Candra menyampaikan agar berdoa karena Alloh SWT membuka pintu rahmat-Nya untuk hamba di sepertiga malam akhir. Candra juga membacakan Hadits Riwayat Bukhari Muslim yang berbunyi:
“Adakah orang yang mau meminta? Maka aku akan memberinya. Adakah orang yang mau berdoa? Maka aku akan mengabulkannya. Adakah orang yang meminta ampunan? Maka aku akan mengampuninya.”
Peserta HIC khusyuk berdoa usai mendengar hadits tersebut.
Azan subuh pun berkumandang. Peserta HIC belum beranjak dari tempat duduknya di lapangan. Mereka kembali berdiri untuk melaksanakan sholat sunah qobliyah. Sholat sunnah qobliyah subuh merupakan sholat yang dikerjakan sebanyak dua rakaat sebelum menunaikan sholat fardu subuh.
Candra menguatkan siswa untuk membiasakan sholat qobliyah subuh karena keutamaannya yaitu kebaikan dari sholat sunnah tersebut lebih baik dari dunia dan isinya. Setelah selesai, mereka melaksanakan sholat subuh dan dilanjut dengan dzikir alma’tsurat yang dipimpin Eko Suryanto, salah satu pembina HIC.
Sang surya belum menyapa. Ia masih bersembunyi di ufuk timur. Peserta HIC sibuk merapikan selimut dan barang bawaan. Pukul 06.00 mereka senam sehat ceria bersama. Ada juga yang bermain sepakbola antar kelompok.
Suasana terlihat semakin akrab, terlebih saat bola masuk ke kawang. Mereka teriak “Gol….” dan saling berpelukan. Tak jauh beda saat sarapa pagi bersama. Mereka duduk melingkar di lapangan, kompak dan bahagia.
Empat bus meluncur ke Masjid Kapal Semarang membawa peserta HIC wisata religi. Mereka melaksanakan ibadah sholat Dhuha di masjid tersebut. Dilanjut tadabur alam di tempat wisata Santosa Stebel yang terletak di Boja, Kendal. Peserta HIC berjalan melewati bukit, jalan berbatu, dan aliran sungai.
Tampak gunung menjulang tinggi, pohon yang rindang, batu-batu besar sebagai kekuasaan Alloh SWT atas ciptaanya. Kegiatan tadabur alam membuat peserta semakin bersyukur dan dekat dengan Alloh SWT. Mereka juga mengunjungi ternak kuda dan rumah kelinci di Wisata Santoso Stebel.
Makan siang bersama di tepi kolam menambah hari mereka semakin bahagia. Tak lupa sholat berjamaah menguatkan keimanan mereka. Berikutnya games ukhuwah mengajak peserta semakin kenal dengan peserta lain dari sekolah yang berbeda di Semarang dan sekitarnya.
Langit cerah menyambut keceriaan peserta. Apalagi dengan kegiatan selanjutnya yaitu berkuda, memanah, dan berenang. Sayangnya mendung datang dan turun hujan sehingga berkuda hanya bisa dinikmati sebagian peserta. Akan tetapi mereka tetap bahagia dan tetap berenang bersama rintik hujan.
Menjelang Hari Ibu, HIC juga menyuguhkan kegiatan greeting card mother day. Peserta dipandu membuat kartu ucapan Selamat Hari Ibu. Ada juga yang menulis surat cinta untuk bunda. Selain greating card, juga ada berkisah dari Chasna Azkiyatin Nabila, pendongeng nasional yang sekaligus ketua panitia HIC. Nabila berkisah tentang Imam Syafii.
Perjuangan seorang ibu memberikan bekal pendidikan untuk anaknya. Dengan keridhoan ibu dan kegigihan anak dalam menuntut ilmu menjadikannya seorang Imam besar Ilmu fiqh.
Kegiatan HIC yang diselenggarakan selama 2 hari (20-21 Desember) ini bertujuan memanfaatkan liburan sekolah dengan kegiatan yang bermakna dan mampu meningkatkan Kepribadian anak menjadi Sholih, cerdas, mandiri, religius, dan Qurani.
Selain itu HIC juga berdonasi kepada Yayasan Yatim Piatu Care Indonesia agar kegiatan semakin berkah. Holiday Islamic Camp ditutup pembagian souvernir peserta dan pengumuman empat peserta terbaik dari masing-masing kategori yaitu Ni Nengah Carrisa Aqila, Kirana Albirra, Muhammad Quthbi, dan Akmalus Rafa Aditya. Kirana (6 tahun) peserta terbaik kategori kelas kecil karena mandiri, tidak menangis, tangguh saat tadabur alam, tidak malas sholat tahajud, ramah, dan mengikuti kegiatan dengan ceria.
Penulis: Samsiati Uhibbukafillah