SEMARANG, Banggasemarang.id – Di salah satu sudut Kota Lama Semarang, tampak beberapa pengunjung bergaya dan mengambil momen-momen estetik dan instagramable berlatarkan bangunan tua bergaya Belanda yang dirambati akar-akar tumbuhan.
Tidak banyak yang tahu, bahwa bangunan itu dulunya milik NV Dagblad de Locomotief, koran berbahasa Belanda tertua di Semarang. Bangunan itu menjadi saksi bisu peralihan arena sabung ayam yang sudah sejak lama ada menjadi tempat wisata seutuhnya.
“Kegiatan sabung ayam sudah ada sejak 1977,” tutur Agus, petugas kebersihan yang ditemui tim Bangga Semarang, Minggu (11/9/2022) di Rumah Akar Kawasan Kota Lama.
Kegiatan sabung ayam dilaksanakan setiap hari. Masyarakat sekitar dan daerah lain ikut menyaksikan sabung ayam tersebut. Bahkan sabung ayam itu dijadikan taruhan atau judi hingga jutaan rupiah.
Senada dengan Agus, Kasman yang berprofesi sebagai pedagang telur gulung dan es teh juga menuturkan juga rumah akar itu dulunya tempat sabung ayam.
“Ya, Mbak. Dulunya sini sabung ayam. Rame tenan. Karena dilarang trus pindah di belakang Pasar Johar,” ungkapnya.
Seperti yang kita ketahui, rumah akar itu sekarang berubah menjadi salah satu spot foto yang banyak dikunjungi orang. Bahkan dari luar kota. Seperti yang dilakukan Wiwik dari Karanganyar. Ia datang ke Semarang bersama ibu-ibu RT setempat. Mereka tahu informasi Rumah Akar dari temannya yang sering mengajak ke Rumah Akar untuk berfoto.
“Saya kalau diajak foto sudah senang. Jadi ke Rumah Akar dan foto itu udah healing bagiku,” kata Wiwik.
Di rumah akar itu dapat dijumpai pohon sangat besar dan akarnya bercabang-cabang hingga menembus dinding.
Beberapa akar menyatu membentuk lekukan-lekukan estetik yang menambah indah dan cocok untuk berfoto.
Selain itu ribuan daun menjadi tempat teduh dan rindang. Kebutuhan oksigen terpenuhi menambah kesejukan dan membuat betah berlama lama di Rumah Akar. Pengunjung juga disediakan kursi untuk duduk dan nyaman berlama-lama di Rumah Akar. (Tim Jurnalistik Bangga Semarang)