Salah satu program pendidikan Darut Tauhid (DT) Peduli Jawa Tengah yaitu berupa Beasiswa Mahasiswa, mengadakan Pendidikan dan Latihan Dasar (Diklatsar) bagi para penerima manfaat beasiswa tersebut, Minggu (20/12/2020). Memasuki angkatan ke-16, DT Peduli Jateng menyeleksi kurang lebih sebanyak 200 calon pendaftar lebih beasiswa mahasiswa.
Melalui seleksi bertahap, mulai dari administrasi, tes tertulis, hingga wawancara, terpilih 20 mahasiswa sebagai penerima Program Beasiswa Mahasiswa DT Peduli. Sejumlah mahasiswa tersebut berasal dari berbagai kampus, seperti Undip, Unnes, UIN Walisongo, Upgris Semarang, IAIN Salatiga dan yang lainnya.
Beasiswa DT Peduli Jateng diprioritaskan bagi mahasiswa yang membutuhkan, terutama yang memiliki keterbatasan dalam hal ekonomi. Bukan hanya itu, mereka para penerima beasiswa juga memiliki prestasi di kampusnya masing-masing.
Pimpinan DT Peduli Jateng, Ahmad Hasanudin menerangkan bahwa agenda Diklatsar tahun 2020 ini agak berbeda. Yaitu selain mengambil tempat yang beda dari biasanya, para pelatih Diklatsar dan peserta mahasiswa melaksanakan agenda dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
Agenda Diklatsar yang diadakan selama lima hari, yaitu mulai Rabu – Minggu (16-20) itu mengambil tempat di Desa Menari, Tanon, Kab. Semarang. Lokasi yang dekat dengan Gunung Telomoyo dan Kopeng tersebut sengaja diambil guna menempa karakter, mental dan jiwa kepemimpinan para penerima manfaat beasiswa.
“Diharapkan dengan adanya kegiatan Diklatsar, mereka secara mentalnya kuat, secara fisiknya kuat, sehingga memiliki pengalaman dan bekal untuk nanti bisa terjun di masyarakat”, terang Hasanudin.
Para peserta Diklatsar juga diberikan penanaman karakter positif dan nilai-nilai keislaman, seperti karakter Baik dan Kuat (BAKU). Sehingga ketika nantinya para mahasiswa tersebut sudah terjun di masyarakat dapat menularkan nilai-nilai kebaikan yang telah diajarkan ke mereka.
Lebih lanjut ditambahkan, bukan hanya latihan fisik dan mental saja, selama lima hari menjalani Diklatsar, para mahasiswa diberikan banyak ilmu. Seperti tentang zakat, ketauhidan, hingga konsep pemberdayaan ekonomi berbasis dana ZISWAF (Zakat, Infaq, Sadaqah dan Wakaf).
“Di kegiatan ini penerimaan beasiswa diberikan materi tentang ZISWAF, pemberdayaan, ketauhidan, dan juga latihan kedisiplinan dan mentalias, salah satunya solo bivak yang melatih ketauhidan serta mental mereka”, imbuh Hasanudin.
Sementara itu, salah satu penerima manfaat beasiswa, Azzah Lidiana mengungkapkan rasa syukur dan bahagia ketika diberi kesemapan untuk ikut Diklatsar. Pasalnya selain mendapatkan pengalaman yang berharga, ia juga mengaku senang bisa bertemu dengan mahasiswa lain lintas kampus.
“Saya bersyukur dan bahagia karena bisa dipertemukan dengan teman-teman antar unversitas kemudian antar daerah dan selama diklatsar saya merasakan suatu hal yang berbeda dengan Diklatsar-diklatsar sebelumnya terutama dalam hal ketauhidan”, ungkap Azzah.
Azzah yang juga sebagai Mahasiswa Jurusan Manajemen Dakwah UIN Walisongo Semarang ini berharap bahwa kedepan ilmu yang didapat dari Diklatsar tersebut dapat bermanfaat saat ia terjun ke masyarakat.
“Harapan saya semoga dengan Diklatsar ini kami menjadi mahasiswa yang bisa memberikan kontribusi kepada masyarakat”, tambahnya.