Dalam memperingati Hari Amal Bakti (HAB) ke-75 Kementerian Agama RI melalui Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas berikan anugerah penghargaan Harmony Award kepada Pemerintah Kota Semarang. Selasa (5/12/2021). Penghargaan tersebut diberikan sebagai bentuk apresiasi Pemkot Semarang dalam menjaga keberagaman dan kerukunan natar umat beragama.
Selain penghargaan tersebut, Pemkot Semarang juga menerima dua kategori penghargaan lainnya. Yaitu Walokota Semarang, Hendrar Prihadi sebagai pembina Forum Kerukunan Umat Beragama dan satu lagi dalam kategori Organisasi Forum Kerukunan Umat Beragama.
Acara serah terima penghargaan diberikan oleh Zainut Tauhid Sa’adi selaku Wakil Menteri Agama kepada Sekda Kota Semarang, Iswar Aminudin sebagai perwakilan dari Pemkot Semarang. Untuk tempat diselenggarakannya acara sendiri mengambil tempat di Aula Kememterian Agama Jakarta Pusat.
Dalam kesempatan tersebut Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menyampaikan bahwa hubungan umat beragama itu ibarat seperti permainan sepakbola. Yaitu dimana satu sisi bisa mendamaikan namun di sisi lain juga bisa membuat cerai-berai. Jika para pemainnya bagus, wasitnya juga bagus dalam penegakan aturannya maka permainan akan baik dan nyaman dilihat.
“Jika pemainnya bagus dan penegakan aturannya baik, maka permainannya cantik dan enak dilihat. Tapi sebaliknya, jika pemainnya tidak baik dan wasit berat sebelah pasti akan muncul kritikan,” terangnya.
Pihaknya juga menerangkan, harmonisasi antar umat beragama yang dilakukan oleh Kota Semarang layak menjadi contoh dan ditularkan kepada daerah lain.
“Maka sudah selayaknya dibangun bersama-sama dan menjadi hak bersama-sama antarsemua umat beragama,” imbuh Yaqut.
Sementara itu, Hendrar Prihadi selaku Walikota Semarang menyambut baik dan mengapresiasi apa yang dilakukan oleh Kemenag yaitu dengan mengadakan Harmony Award. Hal tersebut dapat memotivasi banyak kalangan untuk terus mengupayakan kerukunan antar umat bergama di Indonesia.
“Apresiasi setinggi-tingginya kepada Pak Menteri bersama Kementerian Agama yang telah menginisiasi Harmony Award, sehingga dapat membuka ruang untuk berbagai daerah di Indonesia saling menginspirasi. Ini tentu akan semakin memotivasi seluruh elemen masyarakat, khususnya di Kota Semarang dalam menjaga kerukungan,” ungkap Hendi.
Hendi menambahkan bahwa keberagaman warga di Kota Semarang tidak menjadi sebuah persoalan melainkan justru menjadi kekuatan membangun kota lebih baik.
“Alhamdulillah warga Kota Semarang tidak melihat keberagaman sebagai sebuah persoalan, melainkan justru menjadi sebuah kekuatan untuk membangun kota ini menjadi lebih baik,” jelasnya.