SEMARANG, Banggasemarang.id – Wali Kota Semarang, Agustina, didampingi Wakil Wali Kota, Iswar Aminuddin, memaparkan secara rinci capaian Program 100 Hari Kerja Pemerintah Kota Semarang pada Sabtu (31/5/2025).
Dalam konferensi pers yang digelar di Ruang Lokakrida Gedung Balaikota, Agustina menegaskan bahwa program prioritas ini menjadi fondasi penting Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Semarang 2025-2029, sekaligus langkah awal mewujudkan visi Semarang yang Berkeadilan Sosial, Lestari, dan Inklusif.
“Program 100 Hari ini bukan hanya sekadar target jangka pendek, namun merupakan langkah awal yang terukur untuk mewujudkan visi besar kita. Kami berkomitmen untuk menghadirkan perubahan positif yang dirasakan langsung oleh seluruh warga Kota Semarang,” ujar Agustina dengan optimis.
Program kerja yang digulirkan sejak Februari hingga Mei 2025 ini terkristal dalam lima fokus utama: Semarang Bersih, Pendidikan yang Berkeadilan, Infrastruktur yang Terawat dan Merata, Semarang Sehat, dan Semarang Inklusif.
Menjawab Tantangan Sampah dengan “Semarang Bersih”
Menyoroti tantangan serius terkait volume sampah yang mencapai 850 ton per hari di TPA Jatibarang, Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang meluncurkan program “Semarang Bersih”.
Program ini dirancang sebagai upaya komprehensif pengelolaan sampah dari hulu hingga hilir. Di tingkat hulu, Gerakan Pilah Sampah berhasil melibatkan 278.006 rumah tangga (48%), didukung pembentukan 1.074 unit bank sampah dan partisipasi 35.411 sumber daya manusia.
“Upaya ini juga memunculkan dampak ekonomi positif berupa perputaran ekonomi sirkular dari olah dan pilah sampah yang mencapai Rp570.233.661, serta berhasil mengelola 221.299 ton sampah,” terang Agustina.
Untuk penguatan di tingkat hilir, Pemkot Semarang melakukan pengadaan 18 unit kontainer, 5 unit truk arm-roll, perbaikan 64 unit kontainer, pembangunan 3 TPS baru, dan perbaikan 12 TPS. Berbagai inovasi pengolahan sampah dari masyarakat pun tumbuh subur, seperti Gerakan Semut Mlampah di Semarang Utara, Gumregah di Banyumanik, hingga pengolahan sampah plastik menjadi paving blok dan BBM.
Pendidikan Berkeadilan, Merata dan Holistik
Pada pilar “Pendidikan yang Berkeadilan”, Pemkot Semarang fokus pada akses merata, kualitas setara, dan dukungan holistik.
Dalam 100 hari, beasiswa telah disalurkan kepada 2.649 siswa SD/MI, 1.129 siswa SMP/MTs, 468 siswa SMA/SMK/MA, dan 12 mahasiswa miskin berprestasi. Permasalahan ijazah tertahan juga tuntas dengan penyerahan 374 ijazah dari 36 sekolah.
Transparansi penerimaan siswa baru dijamin melalui platform SPMB yang dapat diakses publik. Dukungan lain berupa pembagian 3.822 kartu Bus Gratis untuk siswa dan 5.087 kartu untuk mahasiswa ber-KTP Semarang, serta keringanan PBB bagi 35 sekolah swasta. Komitmen dukungan holistik juga diwujudkan dengan penyiapan lahan 6,5 Ha di Kelurahan Rowosari untuk program Sekolah Rakyat.
Infrastruktur Terawat, Kesehatan Terjamin, Kota Inklusif
Fokus ketiga, “Infrastruktur yang Terawat dan Merata”, mencatatkan pemeliharaan jalan kota sepanjang kurang lebih 25,8 km, 56 pemeliharaan saluran kota dan sungai, serta penanganan jembatan Srondol-Sekaran. Di tingkat permukiman, 1.245 lampu PJU dipelihara dan dipasang, jalan lingkungan di 111 ruas ditangani, sanitasi dibangun, 60 RTLH direhab, 1 rumah baru MBR dibangun, serta RTH dan TPU ditata.
Melalui “Semarang Sehat”, kuota Universal Health Coverage (UHC) ditambah sebanyak 30.864 peserta aktif hingga Mei 2025, dengan target 250 ribu peserta di akhir tahun. Sebanyak 7.217 pekerja rentan juga telah terdaftar dalam BPJS Ketenagakerjaan melalui program Pijar Semar.
Terakhir, “Semarang Inklusif” diwujudkan melalui persiapan Rumah Inspirasi di 5 kecamatan, lengkap dengan pendataan penyandang disabilitas dan pembentukan fasilitator untuk 9 layanan dasar. Pemkot Semarang juga membebaskan biaya penggunaan 523 ruang publik di 16 kecamatan dan fasilitas rumah susun, serta memfasilitasi penggunaan aset kota untuk aktivitas masyarakat non-komersial.
Agustina menegaskan bahwa capaian ini merupakan buah kerja keras seluruh jajaran Pemkot Semarang dan partisipasi aktif masyarakat. “Kami akan terus memantau dan mengevaluasi program-program ini agar memberikan manfaat yang maksimal bagi seluruh warga Semarang. Ini baru permulaan, dan kami optimis dapat mewujudkan Semarang yang semakin hebat,” pungkasnya.